Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, usai peristiwa itu, kepala desanya membuat surat pernyataan untuk mengundurkan diri.

"Dari surat pernyataan yang di buat kepala desanya, dirinya sudah mengundurkan diri," kata Kombes Tatan, Selasa (30/6).

Adapun surat pengunduran diri yang dibuat oleh Kepala Desa Mompang Julu sebagai berikut:

Surat Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama: Hendri Hasibuan

T. TL: Mompang Julu 07-02-1979

Pekerja: Desa Mompang Julu

Alamat: Mompang Julu, Kecamatan Penyabungan Utara, Kab. Mandailing Natal.

Dengan ini menyatakan mengundurukan diri sebagai Kepala Desa Mompang Julu demi keamanan dan kenyamanan Desa Mompang Julu, Kecamatan Penyabungan Utara, Kab. Mandailing Natal.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Mompang Julu 29 Juni 2020 yang menyatakan

Hendri Hasibuan.

Pernyataan yang dibuat Kepada Desa Mompang Julu itu juga bermaterai 6000.

Sebelumnya, kerusuhan terjadi di desa itu menyusul protes terhadap pembagian bantuan langsung tunai (BLT) dan penggunaan dana desa.

Warga yang menuntut pemberhentian kepala desa berunjuk rasa dan memblokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Aksi ini berujung pada tindakan anarkistis. Massa melempari polisi dan membakar 1 sepeda motor dan 2 mobil, termasuk kendaraan dinas Wakapolresta Madina.

Sekurangnya 6 polisi terluka dalam peristiwa ini, yakni AKP J Hutajulu yang mengalami luka robek pada tulang kering kaki kanan.

AIPDA AB Siagian mengalami luka memar di kaki akibat lemparan batu, Bripda WA Putra terkilir bahu kiri, Bripka AR Kurniawan mengalami luka robek pada kelopak mata kiri, serta Briptu M Arif dan Bripka H Sitorus yang mengalami luka memar di bagian kepala. Mereka sempat mendapatkan perawatan medis.

(JW/CSP)