Pasien Capai 95.418, Peningkatan Klaster Terjadi di Rumah Sakit

Pasien Capai 95.418, Peningkatan Klaster Terjadi di Rumah Sakit
Seorang tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri lengkap saat jam pertukaran shift di rumah sakit rujukan COVID-19 RSUD Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (13/7). (ANTARA FOTO/Fauzan/wsj)

Analisadaily.com, Jakarta - Pasien positif virus Corona di Indonesia terus mengalami peningkatan dan pada hari ini, Jumat (24/7), jumlah mencapai 95.418 setelah ada penambahan sebanyak 1.761 orang.

Dilansir dari Covid19.go.id, penambahan tidak hanya terjadi pada kasus positif, tapi juga terhadap pasien yang meninggal dunia sebanyak 89 orang sehingga total menjadi 4.665

Sedangkan pada pasien yang sembuh bertambah 1.781 sehingga keseluruhan pasien yang dinyatakan sembuh 53.945.

Sebelumnya, pada Kamis (23/7), total kasus positif Corona di Indonesia 93.657. Pasien sembuh 52.164 dan meninggal dunia berjumlah 4.576.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menyampaikan lima provinsi yang sama sekali tidak ada penambahan kasus positif Corona, di antaranya Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Lampung dan Nusa Tenggara Timur.

Tidak hanya itu, Wiku juga mengatakan, akhir-akhir ini terjadi peningkatan klaster di rumah sakit di beberapa daerah. Oleh karenanya, ia mengingatkan agar tenaga kesehatan menjaga imunitas dan disiplin protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Sekarang bukan hanya klaster dari kegiatan sosial itu sekarang meningkat di klaster rumah sakit," kata Wiku, dalam talkshow yang ditayangkan di YouTube BNPB Indonesia dilansir dari Detik.com, Jumat (23/7).

Ia mengatakan, klaster muncul di beberapa daerah awalnya dari kegiatan sosial seperti klaster pengajian di Gowa, di Ponpes Temboro, klaster gereja Bethel dan lainnya. Kini juga terjadi klaster di rumah sakit yang ada di beberapa daerah seperti di DKI Jakarta.

"Rumah sakit, rupanya cukup tinggi sekarang di beberapa tempat di Jawa Timur di Wlingi klaster rumah sakit terjadi, di Yogyakarta terjadi, di Jakarta di beberapa tempat terjadi juga, di Kebon Jeruk, di Cempaka Putih. Jadi ini menunjukkan, rupanya kita mulai lengah dan terjadi di klaster-klaster ternyata salah satunya rumah sakit," ujar Wiku.

Ia mengibaratkan rumah sakit seperti jantung. Dia meminta tenaga kesehatan menjaga imunitas dan disiplin menerapkan protokol Covid-19.

"RS ini adalah jantung. Jadi bayangkan ini adalah poin penting jantung itu di sini, virusnya di sini, buktinya tenaga kesehatannya kena, kalau kita masih kena di tangan, di kaki masih nggak apa-apa mungkin, tapi kalau sudah di jantung itu adalah pertahanan kita terakhir," tuturnya.

"Jadi tenaga kesehatan itu harus betul-betul disiplin dan juga cukup istirahat untuk bisa menangani secara profesional pasiennya dan betul-betul waspada dari waktu ke waktu bukan hanya tenaga kesehatan, tapi juga fasilitasnya itu, orang yang bekerja di fasilitas itu," pesannya.

Ia pun meminta masyarakat tidak boleh lengah dan harus disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Ia menuturkan saat ini masih sebagian orang yang baru menerapkan protokol kesehatan.

"Menurut saya sebagian masyarakat sudah melakukannya (protokol kesehatan), tapi masih banyak yang belum. Kalau sudah banyak yang melakukan harusnya bisa direm," ungkapnya.

Wiku menegaskan tidak cukup jika hanya sebagian penduduk saja yang menerapkan protokol kesehatan. Oleh karenanya ia meminta masyarakat tidak menganggap enteng penularan virus.

"Nggak cukup (sebagian orang terapkan protokol) dan mungkin sudah begitu lama mulai lengah, virus ini tinggal menunggu saja di cari yang lengah siapa yang tidak menjaga protokol kesehatan itulah di mana virusnya bisa menular," ujarnya.

"Virus ini pintar dan kita harus belajar bersama-sama tentang bagaimana dia menular. Kita harus tahu virus ini sangat berbahaya, nggak boleh dianggap enteng. Kalau kita menganggap enteng buktinya kasusnya naik terus, ini penting sekali masyarakat untuk waspada," tambahnya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi