Jaga dan Lestarikan Peninggalan Nenek Moyang

Jaga dan Lestarikan Peninggalan Nenek Moyang
Pesanggrahan Ompung Raja Uti di Desa Lobu Tua, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah, sebelum dipercantik dan sesudah dipercantik Kajari Sibolga. (ANTARA/HO)

Analisadaily.com, Sibolga - Pesanggrahan atau tempat persinggahan Op Raja Uti di Desa Lobu Tua, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, saat ini semakin cantik dan bersinar.

Pasalnya, Kepala Kejaksaan Negeri Sibolga, Henri Nainggolan, turun langsung melakukan pengecatan pesanggrahan dan memasang lampu hias, lampu sorot di lokasi Pesanggrahan.

Tidak itu saja, pinggiran pesanggrahan juga diberi dikeramik dan di tanami bunga. Henri mengaku, ia sangat tertarik untuk melestarikan tempat-tempat bersejarah orang Batak.

Karena keberadaan orang Batak saat ini tidak terlepas dari peran para nenek moyang orang Batak.

"Kita harus bangga sebagai orang Batak yang memiliki leluhur yang hebat dan sakti. Dan menjadi tanggung jawab kita juga melestarikan dan menjaga peninggalan-peninggalan mereka dengan baik,” kata Henri dilansir dari Antara, Sabtu (29/8).

Kata dia, dan di era sekarang ini, bukti-bukti sejarah peninggalan nenek moyang itu bisa menjadi daya tarik wisata bagi suatu daerah.

Saat baru bertugas di Kejaksaan Negeri Sibolga pada akhir 2019, lanjutnya menceritakan, sudah mendapat informasi, bahwa di Tapanuli Tengah banyak bukti-bukti peninggalan sejarah, salah satunya tempat pesanggrahan Ompung Raja Uti.

Dan menjelang hari kemerdekaan RI ke-75, Ia turun langsung ke lokasi pesanggrahan untuk mencat pesanggrahan dan mempercantiknya.

"Saya sempatkan waktu saya saat pulang kerja dan saat libur datang ke lokasi untuk mencat dan sedikit mempercantiklah khususnya menyambut HUT kemerdekaan kemarin,” tuturnya.

“Jadi ada sekitar dua pekanlah pengerjaannya, dan sekarang pesanggrahan ompung itu sudah bersinar, karena sudah kita pasang lampu sorot, lampu hias, dan cat yang baru," paparnya.

Namun tidak lupa, ia mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan peduli akan keberadaan pesanggrahan Ompung Raja Uti.

"Silakan kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi datang ke lokasi, karena ada di sana pemandu. Atau untuk sekedar wisata dan berlibur juga bisa, karena tempatnya menarik dan sejuk sekaligus menambah wawasan kita akan kehebatan dan kesaktian nenek moyang orang Batak," ujar Henri.

Selain peduli dengan pesanggrahan Ompung Raja Uti di Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Henri Nainggolan juga peduli dengan keberadaan makam Raja Sisingamangaraja di Bakkara, makam Pangulu Damak di Simalungun, makam nenek moyang mereka di Nainggolan, Samosir.

Untuk diketahui, dalam mitologi orang Batak, Raja Uti adalah sosok seorang tokoh yang ternama atas kesaktiannya.

Raja Uti dikenal dalam kesaktiannya memiliki fungsi dan peran sebagai pengantara manusia dengan ‘Mulajadi Nabolon’ (sang pencipta), yang mampu menjelma menjadi 7 rupa yang sering disebut orang Batak ‘Sipitu hali takkon jala sipitu hali muba’.

Ketujuh rupa Raja Uti itu memiliki sebutan berbeda-beda bagi orang Batak, di antaranya, Ompu Raja Pusuk Buhit, Ompu Rumaja Gumelleng-gelleng, Ompu Raja Biak-biak, Ompu Raja Parhata, Ompu Raja Hasaktian, Ompu Raja Hatorusan dan Ompu Raja Uti.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi