Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah mengatakan, setelah sempat anjlok tajam pada Mei yang lalu, ekspor karet Sumut terus mengalami peningkatan mulai Juni hingga Agustus 2020 dengan tujuan utama ke China.

“Permintaan dari China untuk pengapalan bulan Agustus masih tetap tinggi, volumenya 10.198 ton atau 26,7 persen dari total volume eskpor. Realisasi ekspor Agustus terhadap Juli 2020 terjadi peningkatan 18,24 persen dari 32.291 ton menjadi 38.182 ton,” kata Edy, dalam keterangan resmi diperoleh Analisadaily.com, Jumat (11/9).

Dijelaskannya, dibandingkan tahun sebelumnya, volume ekspor Januari-Agustus 2020 masih mengalami penurunan sebesar 12,3 persen menjadi 240.898 ton dibandingkan periode yang sama pada Januari-Agustus 2019 sebesar 274.703 ton.

Total volume penjualan Agustus sebesar 42.431 ton, sebesar 90 persen diekpor dan sisanya 10 persen dijual secara lokal. Total volume penjualan Agustus semakin membaik dibandingkan Juli, dari 35.999 ton menjadi 42.431 atau meningkat 17,87 persen.

Pada Agustus 2020, karet Sumut diekspor ke 37 negara. Sebanyak 6 negara tujuan utama berikut ini mencapai 74,6 persen, yakni (1) China (26,71 persen), (2) USA (15,21 persen), (3) Jepang (12,34 persen), (4) India (8,85 persen), (5) Brazil (6,48 persen), (6) Canada (5,01 persen).

“Untuk pengapalan September ini, diperkirakan tujuan utama masih ke China, namun diperkirakan persentasenya mulai berkurang. Sementara itu, diperkirakan volume ekspor ke Jepang akan mulai mengalami peningkatan,” terang Edy.

Harga TSR20 di bursa Singapura (SGX) pada 10 September 2020 untuk kontrak Oktober sebesar 132,3 sen AS atau meningkat 5,41 sen AS dibandingkan harga rata-rata bulan sebelumnya.

Sejalan itu, peningkatan harga di tingkat petani juga sudah mengalami peningkatan.

(RZD)