Kolaborasi Program Pendidikan dengan Falsafah 'Habonaron Do Bona'

Kolaborasi Program Pendidikan dengan Falsafah 'Habonaron Do Bona'
Pasangan Radiapoh Hasiholan Sinaga dan Zonny Waldi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Raya - Program pendidikan unggul di era industri 4.0 yang diusung pasangan Radiapoh Hasiholan Sinaga dan Zonny Waldi akan dikolaborasikan dengan filosofi Kabupaten Simalungun, Habonaron Do Bona.

Radiapoh Hasiholan Sinaga yang akrab dipanggil RHS didampingi Zonny Waldi, ketika berbincang-bincang dengan wartawan, Jumat (18/9), berpendapat bahwa falsafah 'Habonaron Do Bona' merupakan filosofi hidup yang hendaknya ditanamkan kepada anak didik di seluruh sekolah di Kabupaten Simalungun.

"Hal itu penting karena pendidikan unggul dari sisi prestasi hendaknya dibarengi dengan budi pekerti yang baik bagi anak didik sebagai generasi muda, juga kepada para pendidik," ucap Radiapoh.

"Dengan budi pekerti yang baik, maka anak didik, tenaga pendidik dan seluruh stakholder pendidikan akan memiliki akhlak mulia sehingga dapat memajukan Simalungun khusunya di bidang pendidikan," sebutnya.

RHS mengungkapkan, filosofi Habonaron Do Bona artinya 'Kebenaran Adalah Dasar/Pangkal dari Segalanya' yang memiliki nilai-nilai luhur dan patut diwarisi dalam menjalankan seluruh sektor pemerintahan.

Khusus di bidang pendidikan, sambungnya, filosofi Habonaron Do Bona bisa dijadikan sebagai salah satu materi pendididikan atau kurikulum budi pekerti.

Dalam proses pelaksanaannya, tenaga pendidikan memberikan pemahaman nilai-nilai luhur yang terkandung dalam filosofi Habonaron Do Bona seperti, kejujuran, sopan santun, gotong royong dan saling menghargai satu sama lain.

"Kita meyakini, bila anak didik diberikan pendidikan itu, maka generasi yang nantinya jadi generasi penerus akan memiliki budi pekerti yang baik," jelas RHS.

"Jadi selain kemampuan inteligensi, kami juga akan fokus memperhatikan sikap dan akhlak anak didik bila dipercaya rakyat nantinya menjadi Bupati dan Wakil Bupati Simalungun. Itu penting untuk menuju generasi berakhlak mulia," ungkapnya.

Pria alumni SMTP Raya ini menuturkan, bila generasi berakhlak mulia sudah banyak ditemukan, tentunya tidak akan sulit untuk memajukan Kabupaten Simalungun.

"Sehingga diperlukan perhatian serius sejak dini dari pemerintah tentang kualitas budi pekerti dari masyarakat, dalam hal ini diawali dari pelajar sebagai generasi muda," pungkasnya.

RHS menjelaskan, dengan menerapkan falsafah Habonaron Do Bona sebagai bagian dari mata pelajaran budi pekerti, maka pemerintah juga telah melestarikan nilai budaya dan menghargai kearifan lokal.

(FHS/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi