Pemerintah Perlu Subsidi Bahan Bakar Angkutan Umum

Pemerintah Perlu Subsidi Bahan Bakar Angkutan Umum
Angkutan umum menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19 (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Sejak Maret 2020, dampak pandemi Covid-19 sangat terasa di sektor transportasi jalan dan perkeretaapian.

Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian, bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan diseminasi hasil penelitian yang dilakukan melalui webinar bertajuk "Strategi Pemulihan Bisnis Angkutan Jalan dan Perkeretaapian".

Untuk membangkitkan kembali bisnis transportasi umum, Pakar Transportasi ITB, Ibnu Syabri, merekomendasikan agar angkutan umum diberi subsidi bahan bakar.

"Jalan keluarnya adalah dengan memberikan subsidi bahan bakar khusus untuk angkutan umum pada masa pandemi yang bertujuan untuk meningkatkan pengusaha dan agar pengemudi angkutan umum dapat bertahan memenuhi biaya operasional harian," saran Ibnu Syabri, diterima Analisadaily.com, Selasa (22/9).

Sementara Kepala Balitbanghub, Umiyatun Hayati Triastuti mengungkapkan, pengendalian aktivitas masyarakat saat pandemi Covid-19 berdampak pada kelangsungan bisnis angkutan jalan dan perkeretaapian.

Untuk itu diperlukan strategi pemulihan bisnis angkutan jalan dan perkeretaapian dengan paradigma humanitarian transport agar bisnis angkutan orang pada transportasi jalan dan kereta api tetap berlangsung dengan baik.

Hayati menambahkan, kebijakan pengendalian sosial telah berdampak pada turunnya volume penumpang angkutan perkeretaapian sebesar 68%, oleh karena itu diperlukan berbagai masukan terkait strategi pemulihan bisnis di sektor transportasi ini.

"Merespon permasalahan terkait pemulihan pada usaha angkutan darat saat dan pasca pandemi Covid-19, Balitbanghub melalui Pusat Penelitian Transportasi Jalan dan Perkeretaapian menjalankan fungsinnya dalam meneliti rumusan upaya-upaya pengendalian dampak pandemi di sektor transportasi Jalan dan Perkeretaapian," ujar Hayati.

Menurut Sekjen Kemenhub, Djoko Sasono, terjadinya penurunan demand untuk menggunakan transportasi publik disebabkan adanya kekhawatiran di masyarakat terkait penyebaran covid-19 di transportasi publik.

"Ini menjadi tantangan bagi kami untuk mengembalikan kepercayaan publik," tegasnya.

Sementara itu Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kennedy menambahkan, pihaknya telah mengembangkan strategi pemulihan pasca pandemi, diantaranya akselerasi investasi, penguatan sistem ketahanan nasional, pemulihan industri, pemulihan pariwisata, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), serta pembangunan infrastruktur.

Beberapa strategi pemulihan sektor transportasi, diantaranya mengembangkan inovasi dan sinergi antar moda, integrasi sektor transportasi dan pariwisata, meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi agar mempermudah komunikasi dalam pelaksanaan transportasi, serta meningkatkan penerapan protokol kesehatan pada sektor transportasi.

Dari kajian yang dilakukan oleh Ahli Ekonomi UGM, Hengki Purwoto disebutkan, pemulihan bisnis perkeretaapian dapat diarahkan mengadopsi Blue Ocean Strategy (BOS) untuk menciptakan fitur layanan baru dalam menangkap potensi yang dimiliki.

Inovasi di sektor perkeretaapian merupakan hal penting sehingga dapat menciptakan ruang pasar baru yang diperkirakan sebesar 70% dari saat ini. Selain itu penerapan layanan dengan konsep adaptasi kebiasaan baru juga berpotensi menarik masyarakat untuk menggunakan moda kereta api.

Berdasarkan kajian Ahli Transportasi UGM, Agus Taufik Mulyono, terdapat berbagai pilihan kebijakan pengelolaan yang telah disusun oleh UGM, yaitu Strategis, Taktis, dan Operasional (STO).

Strategis adalah kebijakan makro yang menjadikan angkutan kereta api sebagai bagian dari humanitarian transportation. Taktis adalah bagaimana alokasi sumber daya untuk mewujudkan kereta api sebagai bagian dari humanitarian transportation. Sedangkan Operasional adalah membangun organisasi dan manajemen di tingkat operasi dan di tingkat individu.

(TRY/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi