Suasana pelaksanaan webinar "Pelatihan Menulis Praktik Baik dan Kolom Pintar" yang diselenggarakan Tanoto Foundation dengan narasumber Sekretaris Redaksi Harian Analisa/Redaktur Pelaksana Analisadaily.com, Guntur Adi Sukma, dan jurnalis Harian Analisa, Ad (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Sebanyak 32 guru yang berasal dari kabupaten Batu Bara, Asahan, Karo, dan Kota Pematangsiantar antusias belajar tentang dunia media massa dan teknik penulisan feature dalam webinar ‘Pelatihan Menulis Praktik Baik dan Kolom Pintar’ di Medan, Rabu (23/9).
Kegiatan yang diselenggarakan Tanoto Foundation Sumut ini menggandeng dua pemateri, yakni Sekretaris Redaksi Harian Analisa/Redaktur Pelaksana Analisadaily.com, Guntur Adi Sukma dan Jurnalis Harian Analisa, Adelina Savitri Lubis.
Yusri Nasution, Koordinator Tanoto Foundation Provinsi Sumatera Utara, dalam sambutan pembukaan acara pelatihan mengatakan, pelatihan menulis ini dilaksanakan bertujuan demi menyebarluaskan praktik baik untuk meningkatkan prestasi siswa Indonesia sebagai bentuk mendukung pemerintah.
"Salah satu strateginya adalah dengan bekerja sama dengan media massa dalam membina guru-guru untuk mampu menulis dan mempublikasikan peningkatan kualitas Pendidikan," katanya.
Menurutnya peningkatan kualitas pendidikan melalui pemberitaan dan penyebaran praktik-praktik baik program PINTAR mampu memaksimalkan penyebaran praktik baik pendidikan di wilayah mitra kabupaten dan kota.
"Oleh karena itu diperlukan agen-agen perubahan melalui pembentukan fasilitator komunikasi dengan memaksimalkan potensi Fasilitator Daerah (FASDA) Pembelajaran, yang berasal dari unsur guru SD/MI dan SMP/MTs lima mata pelajaran utama," bebernya.
Harapannya melalui pelatihan menulis ini diharapkan para guru dan fasilitator daerah itu nantinya dapat menulis opini atau artikel di media massa tentang pengalamannya mengajar selama pandemi Covid-19.
"Saat pandemi Covid-19 seperti ini para siswa belajar jarak jauh. Pengalaman ini juga bisa menjadi ide tulisan para guru," ungkapnya.
Sementara, dalam pelatihan, Guntur Adi Sukma, menyampaikan materi tentang "Mengenal Media Massa dan Dasar-Dasar Penulisan". Diungkapkannya secara umum sumbangan tulisan dari publik berbeda dengan karya jurnalistik yang dihasilkan wartawan, namun secara umum karya-karya tersebut harus mengikuti model penulisan karya jurnalistik yang dihasilkan wartawan.
"Penulis publik (kolumnis) bisa menulis mengenai apa saja yang menjadi keahliannya atau minatnya, seperti guru dengan aktifitasnya yang menarik untuk dituliskan, dan dengan minatnya akan dunia pendidikan juga layak menjadi sebuah karya tulisan yang dibaca banyak orang," paparnya.
Menyahuti pertanyaan salah satu peserta tentang bagaimana resep menulis yang baik, Guntur menegaskan agar membuat tulisan yang baik secara ringkas, jelas dan akurat, tentunya dapat menggunakan ragam bahasa pers, tidak harus selalu mengikuti pola penulisan bahasa indonesia yang baku. Terpenting, mampu menyampaikan isi atau pesan tulisan secara tepat.
"Menulislah untuk orang lain seperti kita menginginkan orang lain untuk kita, jika memang bisa ditulis secara pendek, tulislah secara pendek, meski demikian, sebaliknya, bila memang layak dikembangkan atau ditulis panjang dan bermakna, tuliskan seperti itu," jelasnya.
Dalam pelatihan ini peserta juga dibekali materi mengenai "Teknik Penulisan Feature". Prinsipnya tulisan feature berisi cerita pendek yang nyata, tokohnya hidup, dan kejadiannya ada. Sejatinya menulis adalah perjalanan, berangkat dari satu titik ke titik selanjutnya.
Seorang penulis ingin menyampaikan sebuah kisah, pertanyaan apa tema yang akan kita angkat, siapa tokoh yang akan terlibat didalam penulisan atau berdasarkan peristiwa dengan struktur cerita atau lainnya, dengan menambahkan unsur anekdot, kutipan, fokus pada sudut pandang tertentu, dan membuat kerangka tulisan.
Begitupun dengan ide atau gagasan, bisa datang dari mana saja, bukan dicari, tapi disusun satu persatu, sehingga akhirnya menjadi sesuatu yang ingin kita ceritakan.
(BR/CSP)