Sumut Dapat Rp 27 Miliar untuk Pembangunan Perpustakaan dan Literasi

Sumut Dapat Rp 27 Miliar untuk Pembangunan Perpustakaan dan Literasi
Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarief Bando di acara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat di Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2020. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Lubukpakam - Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarief Bando mengatakan, untuk pembangunan perpustakaan di Indonesia akan digelontorkan anggaran APBN sebesar Rp 675 miliar.

Kemudian Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar Rp 550 miliar untuk percepatan pembangunan budaya literasi mencakup pembangunan gedung fasilitas layanan perpustakaan.

"Saya memahami kalau anggaran untuk perpustakaan di seluruh Indonesia masih sangat kecil. Tetapi, dukungan dari anggota Komisi X DPR RI yang menginginkan anggaran terus naik," katanya pada acara Peningkatan Indkes Literasi Masyarakat di Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2020 bertema 'Inovasi dan Kreativitas Pustakawan dalam Penguatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Mewujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Maju' di Aula Cendana, Kompleks Kantor Bupati Deliserdang, Senin (28/9).

Disebutkan, anggaran Rp 27 miliar untuk pembangunan gedung fasilitas layanan perpustakaan dan pengembangan literasi perpustakaan di Sumut dengan rincian diantaranya, Rp 500 juta untuk TIK dan perabot bagi Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumut.

Untuk Kabupaten Deliserdang Rp 10 miliar, Samosir Rp 10 miliar, Sibolga Rp 2,6 miliar, Labuhanbatu Rp 122 juta untuk TIK dan perabot, Batubara Rp 158 juta, Tapsel Rp 200 juta, Tapteng Rp 108 juta, Toba Samosir Rp 500 juta, Pematangsiantar Rp 198 juta, Kota Tebingtinggi Rp 600 juta, Padangsidempuan Rp 300 juta, Mandailingnatal Rp 200 juta, Nias Rp 200 juta, dan Padanglawas Rp 200 juta.

Didampingi Kepala Pusat Analisis Perpustakaan, dan Pengembangan Budaya Baca, Adin Bondar, Kepala Perpusnas RI mengatakan, literasi bukan hanya kata dan sebab akibat.

Tetapi, lanjutnya, literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap subjek ilmu pengetahuan yang secara defakto bisa diimplementasi untuk peningkatan kualits kehidupan masyarakat.

"Sejak 2018, selaku Kepala Perpusnas, saya sudah merumuskan formulasi, dan mohon diperjuangkan di semua lini pendidikan," ucapnya.

Diterangkannya, sumber-sumber bahan bacaan harus pastikan dulu. UNESCO menetapkan standar buku baru, yakni 3 buku baru. Sedangkan 15 buku baru setiap orang/setiap tahun di Eropa tahun 2020.

"Untuk di Indonesia sudah dicetak 50 juta buku, diterbitkan untuk 250 juta penduduk," terang Syarief Bando.

Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarief Bando di acara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat di Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2020. (Analisadaily.com/Istimewa)
Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan, mengaku anggota Komisi X sempat marah saat melihat anggaran di Perpunas sangat kecil berada di bawah Rp 600 miliar. Berbagai upaya dilakukan, sehinga pada tahun 2021 anggaran mencapai Rp 670 miliar.

"Bagaimana buat Indonesia maju, dan SDM unggul, tapi menyangkut tentang pembangunan SDM, kita tidak memberi perhatian yang lebih. Kami sangat marah, tidak ada satupun anggota DPR RI di Komisi X menuntut agar membuat orang supaya bisa belajar dengan menyediakan tempat untuk baca dan sebagainya," ucapnya.

Sofyan Tan mengaku sangat sependapat dengan ide-ide dari Kepala Perpusnas RI yang memikirkan bagaimana pintar, dan mengusassai literasi, serta bisa mengimplementasikan apa yang dibaca.

"Lalu, bagaimana hasil bacaan dan bisa melahirkan ide-ide baru serta menghasilkan produk-produk dari hasil bacaan," ujarnya.

Terkait anggaran, Sofyan Tan memastikan semua harus berjalan dengan baik, tidak boleh ada penyimpangan, sehingga nantinya gedung fasilitas layanan perpustakaan yang dibangun kokoh dan representatif. Dia berkeinginan angaran untuk perpustakaan di atas Rp 1 triliun.

"Saya berharap perpustakaan di Delidlserdang sebagai model yang paling baik di Sumut," tegasnya.

Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan mengatakan, atas upaya Sofyan Tan, dan didukung Kepala Perpusnas RI, Syafif Bando, tahun depan di Deliserdang akan dibangun perpustakaan yang sangat representatif, yang memenuhi perpustakaan yang modern.

Menurutnya, perpustakaan menjadi salah satu faktor selama ini agak terlupakan, orang hanya memahami perpustakaan itu dikumpulkan buku-buku dan seterusnya.

"Sekarang, setelah mendengar, kami di Deliserdang akan mengubah pola pikir. Literasi adalah upaya yang paling penting bagi kemajuan dan melaksanakan Undang-Undang Dasar mencerdaskan kehidupan bangsa," tuturnya.

Kepala Pusat Analisis Perpustakaan, dan Pengembangan Budaya Baca, Adin Bondar mengatakan, masyarakat Sumut perlu terus didorong budaya literasi. Melalui penguasaan ilmu pengetahuan, Sumut akan menjadi provinsi yang dapat bersaing.

"Baik nasional maupun internasional," tandasnya.

Di samping pembangunan gedung, juga memberikan tranformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di tiga kabupaten/kota, yaitu Deliserdang, Labuhanbatu, dan Serdang Bedagai dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui literasi.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi