Covid-19

64 Persen Penumpang Tidak Yakin Tidak Tertular Corona

64 Persen Penumpang Tidak Yakin Tidak Tertular Corona
Penumpang berada di dalam pesawat sebelum lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (9/9). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc)

Analisadaily.com, Jakarta - Survei internal yang dilakukan Angkasa Pura I terhadap penumpang pesawat udara menghasilkan, sebanyak 64 persen responden mengatakan tidak yakin tidak tertular Covid-19 selama penerbangan.

Survei dilaksanakan tanggal 1-8 Mei 2020 dengan umlah responden 532 orang.

“Walaupun moda transportasi udara memberlakukan Protokol Kesehatan yang ketat, dari hasil survei sebanyak 64 persen penumpang tidak yakin tidak kena virus Corona bila naik pesawat," kata Direktur Utama PT AP I, Faik Fahmi dalam Diskusi Online Forwahub #9, Kamis (1/10).

Padahal, kata dia, pesawat sarana transportasi yang paling aman, karena menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Yang paling disipilin adalah transportasi udara. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi calon penumpang, termasuk rapid test," sambungnya.

Di kabin pesawat, lanjutnya, dilengkapi High Efficiency Particulate Arrestance (HEPA) yaitu filter udara dengan particulate efisiensi yang sangat tinggi.

“Kinerja HEPA sangat efektif, karena bisa menyaring partikel seperti virus dan bakteri sampai 99.9 persen," papar Faik.

Menurut Faik, kabin pesawat itu kebersihannya setara dengan ruang operasi rumah sakit.

“Jadi kabin pesawat itu lebih steril dari ruangan kantor kita," ungkapnya.

Untuk itu, masih kata Faik, diperlukan upaya dari semua pihak yang terkait untuk melakukan langkah guna meyakinkan masyarakat bahwa, naik pesawat itu aman.

Dalam pencegahan penyebaran Covid-19 di Bandara yang dikelola oleh AP I, Faik menjelaskan, pihaknya menerapkan Protokol Kesahatan sesuai standar dunia.

Sehingga upaya yang dilakukan AP I memperoleh penghargaan dari World Travel and Tourism Council.

"WTTC melakukan assesment terhadap bandara-bandara yang dikelola AP I, hasilnya, penerapan Protokol Kesehatan sangat baik," tegasnya.

Faik mengakui, selama pandemi Civid-19, bisnis pengelolaan Bandara turun drastis, karena maskapai yang tidak mengoperasikan pesawatnya.

Di sisi lain, bandara harus tetap buka untuk operasional tenaga medis dan logistik upaya penanganan Covid-19.

“Soal rugi, ya rugi. Tapi kita minimalisir kerugian itu sekecil mungkin melalui berbagai inovasi seperti membuka penerbangan kargo. Aktivitas penerbangan baru 46 persen, sedangkan pergerakan penumpang baru 26 persen,” tambahnya.

(TRY/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi