Calon Arsitek Membedah Gelas Guru

Calon Arsitek Membedah Gelas Guru
HASIL BELAJAR: Siswa kelas VI SDN 125138 Kota Pematangsiantar memperlihatkan hasil belajarnya berkat bimbingan guru mereka, Benteng Damanik, yang berkunjung langsung ke rumahnya. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Pandemi Corona virus disease 2019 (Covid-19) membuat proses belajar turut berubah. Saat ini, proses pembelajaran nyaris seluruhnya dilakukan secara jarak jauh (pembelajaran jarak jauh/PJJ) dan belajar dari rumah (BDR).

Tidak hanya murid yang harus beradaptasi, melainkan juga guru. Tenaga pendidikan dituntut menemukan cara tepat untuk mengajar dan mendidik siswanya. Mau tak mau, guru harus menguasai teknologi yang mendukung PJJ dan BDR.

Demikian pula yang harus dilakukan oleh guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 125138 Kota Pematangsiantar. Salah seorang guru, Benteng Damanik, kepada Analisadaily.com, baru-baru ini, mengungkapkan, pada saat belajar tatap muka, teknologi yang digunakan di sekolah ini adalah in-focus dan Google. Tapi, sekarang, harus berubah. Proses belajar mesti menggunakan aplikasi yang mendukung PJJ, seperti grup Whatsapp (WA), zoom meeting, Google Classroom, bahkan rekaman video.

"Kami harus menguasai teknologi ini secepatnya agar PJJ dan BDR berlangsung optimal," tuturnya.

Damanik mengaku beruntung. Sebab, dia dan rekan sejawatnya mendapat bimbingan dan pengarahan dari Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar dan Tanoto Foundation untuk pembuatan modul PJJ tersebut.

"Pada minggu pertama masa pandemi, saya berhasil membuat video pembelajaran Matematika untuk kelas VI dengan materi menghitung luas permukaan dan volume tabung," urai Fasilitator Daerah (Fasda) Program PINTAR Tanoto Foundation tersebut, yang mengakui videonya itu masih banyak kekurangan.

Dia lalu membagikan video itu dan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) melalui grup WA kelas yang diasuhnya. Dia gembira karena beberapa orang tua antusias mendampingi anaknya belajar lewat video tersebut.

"Ini terlihat dari foto-foto mereka yang belajar dengan didampingi orang tuanya," ujarnya.

ANTUSIAS: Orang tua siswa terlihat antusias mendampingi anaknya mengikuti proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) seiring pandemi Covid-19 di SDN 125138 Kota Pematangsiantar, baru-baru ini. (Analisadaily.com/Istimewa)
Ide dari Segelas Kopi

Tapi, Damanik mengaku kecewa. Lebih dari setengah muridnya ternyata tidak mengerjakan tugas berupa LKPD. Dia tak putus asa. Untuk mencari tahu alasannya, Damanik pergi mengunjungi salah satu muridnya.

Sore itu, 10 April 2020. Damanik mengunjungi muridnya dari kelompok ekonomi menengah dan memiliki ponsel Android. Setiba di rumah sang murid, dia disambut ramah orang wali murid. Dia disuguhi segelas kopi panas.

Dari suguhan tersebut, saat itu juga muncul ide di kepala Benteng Damanik. Dia kemudian memberikan pertanyaan rangsangan kepada muridnya itu.

"Benda apa sajakah berbentuk bangun ruang di ruangan ini?" tanyanya.

Sang murid tampak bingung dan mengernyitkan dahi atas pertanyaan itu. Damanik pun menduga bahwa muridnya itu belum paham sepenuhnya tentang bangun ruang dan bentuk-bentuknya. Dia lalu menjelaskan materi pelajaran Matematika tersebut.

Damanik menunjuk gelas kopi sebagai contoh bangun ruang berbentuk tabung. Berdasarkan penjelasan dengan contoh nyata dan sederhana itu, akhirnya sang murid mampu menyebutkan bangun ruang lainnya yang berbentuk tabung, seperti ember cat, tabung gas dan botol minuman.

Setelah itu, untuk memperkuat kemampuan penguasaan materi pembelajaran murid, Damanik menunjukkan video pembelajaran yang sebelumnya sudah dibagikan ke grup WA. Dia juga membimbing langsung anak didiknya itu untuk menghitung volume dan luas permukaan tabung.

"Ternyata, mereka berhasil menghitung dan merancang ulang gelas kopi saya walaupun hanya dari karton," tutur Damanik tentang siswanya yang bercita-cita menjadi arsitek tersebut.

Sulit Tanpa Diawasi Guru

Di akhir bimbingan, Damanik juga berdiskusi dengan orang tua siswa. Dia mempertanyakan mengapa muridnya tidak mengerjakan LKPD yang ditugaskan.

"Sangat sulit membimbing anak belajar di rumah karena tidak diawasi guru," ungkap orang tua murid sebagaimana ditirukan Damanik.

Atas jawaban orang tua murid itu, Damanik menyimpulkan, proses PJJ dan BDR tidak bisa berhasil seluruhnya sesuai harapan sekalipun mereka memiliki fasilitas memadai.

"Diperlukan kerja sama yang baik antara guru dan orang tua siswa dalam membimbing anak belajar," sebutnya.

Kota Pematangsiantar sendiri masih berstatus zona merah penyebaran Covid-19. Benteng Damanik mengaku terus mengirimkan video pembelajaran dan LKPD melalui grup WA kelas.

"Saya hanya berdoa dan berharap pandemi Covid-19 ini cepat berakhir, tentunya dengan kesadaran masyarakat mematuhi protokol kesehatan dalam melakukan kegiatan," pungkasnya.

(GAS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi