Dies Natalis ke-68 USU: Sambutan Mendikbud, Orasi Ilmiah Menkes dan Penghargaan Sejumlah Tokoh

Dies Natalis ke-68 USU: Sambutan Mendikbud, Orasi Ilmiah Menkes dan Penghargaan Sejumlah Tokoh
Rektor USU Prof Runtung pada Sidang Terbuka Dies Natalis ke-68 USU. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Universitas Sumatera Utara (USU) merayakan Dies Natalis ke-68 secara daring (virtual) untuk pertama kali dalam sejarah USU berdiri. Kegiatan yang disiarkan melalui Live Youtube, Senin (19/10) itu bertemakan "Merdeka Belajar-Kampus Merdeka untuk SDM Unggul Menuju Indonesia Maju".

Dirangkum Analisadaily.com, Selasa (20/10), kegiatan diawali Sidang Terbuka Dies Natalis ke-68 USU yang dipimpin Rektor USU Prof Runtung Sitepu.

Turut menyampaikan sambutan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, Ketua MWA Drs H Panusunan Pasaribu MM, Gubsu Edy Rahmayadi dan orasi ilmiah oleh Menkes Letjen TNI (Purn) Dr dr Terawan Agus Putranto SpRad (K).

Sambutan Menteri

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya mengucapkan selamat atas Dies Natalis ke-68 USU.

Mendikbud mengingatkan bahwa perayaan ini merupakan momentum untuk melakukan refleksi atas segala hal yang telah dicapai.

Menurutnya 68 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk USU membuktikan komitmen dan kontribusinya terhadap dunia pendidikan dan masyarakat. Sejalan dengan misi USU untuk menghasilkan lulusan yang menjadi pelaku perubahan dalam kehidupan bermasyarakat.

“Saya mengajak sivitas akademika USU dan lulusannya untuk terus berkiprah di segala bidang dan menjadi yang terbaik pada bidangnya. Kembalilah ke kampus dengan segala pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkan dari dunia luar,” ajak Mendikbud.

Ditambahkan Nadiem, semangat Kampus Merdeka adalah untuk menghadirkan sebanyak mungkin praktisi, lulusan-lulusan terbaik ke dalam kampus serta mengirimkan sebanyak mungkin mahasiswa dan dosen ke luar kampus.

“Ini sangat penting, agar lulusan USU betul-betul siap kerja. Tidak hanya menguasai teori, tetapi juga bisa berkontribusi. Yang terpenting, agar lulusan USU selalu merdeka dalam berpikir dan selalu belajar sepanjang hayat,” katanya.

Menteri juga berharap agar USU tetap bersinergi dalam mengimplementasikan Kampus Merdeka.

“Semoga USU tetap mengawal kemajuan ilmu pengetahuan dan para lulusannya mampu menjadi penggerak masyarakat dan mampu bersaing secara global,” ujarnya.

Orasi Ilmiah Menkes

Orasi Ilmiah Menteri Kesehatan RI dr Terawan.
Sementara Menkes Terawan dalam orasi ilmiahnya mengatakan, dunia menghadapi pandemi Covid-19, berbagai upaya dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Kita memasuki adaptasi kehidupan baru, cara merubah perilaku dan kebiasaan. Sektor pendidikan yang tidak boleh berhenti, sehingga Tri Darma Perguruan Tinggi harus tetap dijalankan dengan mengutamakan keselamatan pendidik, peserta didik dan keluarganya dan masyarakat," ujarnya.

Ia menjelaskan, selama Covid-19 pembelajaran tatap muka tidak mungkin dilakukan, sehingga dibutuhkan transformasi pembelajaran dalam rangka memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Harapan saya bagi perguruan tinggi di masa Covid-19 ini , sektor pendidikan yang tidak boleh berhenti dengan adanya Covid-19," tegasnya.

Tantangan pembelajaran dengan daring jadi lebih berat, imbuhnya.

"Perlu dimodifikasi dan diperkaya konten pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Melalui implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi diharapkan lulusan perguruan tinggi yang andal," ujarnya.

Penghargaan

Penghargaan sejumlah tokoh yang berjasa untuk USU.
Pada acara dies ini Rektor USU Prof Runtung Sitepu juga menyerahkan penghargaan kepada yang berjasa bagi USU, di antaranya mantan rektor USU Prof Dr M Yusuf Hanafiah (1984-1994), Alm. Prof dr Chairuddin P Lubis (1994-2010) dan Drs Panusunan Pasaribu MM (Ketua MWA).

Menurut Rektor USU, semua jajaran di USU terus berikhtiar dan mendukung upaya pemerintah dengan menjalankan tugas yang diamanahkan oleh bangsa dan negara dalam bidang pendidikan tinggi. Salah satu dukungan USU terhadap kebijakan Pemerintah adalah dengan menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Kampus Merdeka merupakan kebijakan baru Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang memberikan hak kepada mahasiswa terutama mahasiswa S1 nonkesehatan untuk mengambil mata kuliah atau kegiatan di luar prodinya, setara 20 SKS di luar prodi pada perguruan tinggi yang sama dan setara 40 SKS di luar perguruan tinggi.

Kebijakan ini meliputi 8 kegiatan merdeka belajar yang mencakup magang/praktik kerja, proyek di desa, mengajar di sekolah, pertukaran pelajar/transfer kredit, penelitian/riset, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, dan proyek kemanusiaan.

Untuk memacu implementasi merdeka belajar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia telah menawarkan kegiatan seperti Program Bantuan Program Studi Menerapkan Kerja Sama Kurikulum MBKM, International Credit Transfer, dan Permata Sakti.

Ditegaskan Rektor, USU segera mengadopsi dan mengimplementasikan kebijakan tersebut mengingat tantangan yang dihadapi para alumni di era disruptif dalam revolusi industri 4.0 ini sangat berbeda dari era-era sebelumnya.

USU harus mampu mengantisipasi perubahan yang sangat cepat di dunia kerja dan di bidang teknologi. Munculnya begitu banyak jenis pekerjaan baru diiringi dengan menghilangnya jenis perkerjaan konvensional merupakan tantangan tersendiri bagi USU.

Kemajuan dan kemampuan teknologi yang pesat telah melebihi kemampuan adaptasi kita dalam menyikapinya. Oleh karena itu, Merdeka Belajar merupakan suatu keniscayaan untuk diimplementasikan di USU.

Pidato Rektor USU Prof Runtung Sitepu.
Sampai saat ini, USU melalui Tim Merdeka Belajar telah melakukan sosialisasi Merdeka Belajar agar memperoleh persepsi yang sama, menyiapkan peraturan-peraturan terkait, memetakan kurikulum untuk melihat mata kuliah wajib program studi (Prodi) dan mata kuliah yang diambil di luar prodi seperti yang dikehendaki dalam Merdeka Belajar, dan merancang draft struktur dan komposisi mata kuliah wajib universitas.

USU telah terlibat aktif dalam kegiatan Merdeka Belajar yang ditawarkan oleh Kemdikbud yaitu program transfer kredit Permata-Sakti yang melibatkan seluruh PTN, baik di wilayah barat, tengah, maupun timur.

Dalam mencapai keberhasilan implementasi Merdeka Belajar secara utuh, lanjut Rektor, diperlukan perubahan mindset civitas academica dan tenaga kependidikan.

“Perubahan mindset kita dan reorientasi kurikulum diharapkan mampu menyelaraskan karakter dan kualitas lulusan sebagaimana yang dibutuhkan dunia modern saat ini tanpa harus kehilangan ke-Indonesiaan kita,” kata rektor.

Kurikulum hasil reorientasi diharapkan dapat diterapkan di seluruh prodi dalam waktu yang tidak terlalu lama, diperkirakan paling lambat di semester ganjil 2021-2022. Tentu dalam perjalanannya nanti, kegiatan Merdeka Belajar ini perlu dimonitoring dan dievaluasi demi perbaikan penerapan selanjutnya.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi