Refleksi Hari Sumpah Pemuda

Pemuda Korban Eksploitasi Kepentingan Politik

Pemuda Korban Eksploitasi Kepentingan Politik
Aktivitas PANNA Deli Serdang, Ridho Cipto (Analisadaily/Amirul Khair)

Analisadaily.com, Lubuk Pakam - Merefleksikan Hari Sumpah Pemuda, aktivis Pergerakan Antinapza Nusantara Amartha (PANNA) Kabupaten Deli Serdang, Ridho Cipto, menilai kondisi pemuda Indonesia hari ini berada dalam kondisi memprihatinkan dan mengancam masa depan.

Kepada Analisadaily.com, Rabu (28/1), Ridho yang menjabat Ketua Deputi OKK PANNA Deli Serdang ini menuturkan, pemuda Indonesia dalam konteks kekinian menjadi korban eksploitasi kepentingan politik sehingga terkotak-kotak.

Kondisi itu semakin diperparah dengan fakta bahwa hampir 80% korban terpapar narkoba dari kalangan pemuda.

"Pemuda sekarang sudah terkotak-kotak. Salah satunya yang dominan karena faktor politik. Pemuda kita dimanfaatkan untuk kepentingan politik, baik organisasi kemahasiswaannya, kemasyarakatannya, ormas kesukuannya. Semuanya untuk kepentingan politik," kata Ridho.

Ridho menyadari kondisi itu tidak bisa dihindari karena organisasi yang di dalamnya pemuda dibentuk dari kepentingan politik untuk mencapai tujuan mereka. Sehingga organisasi kepemudaan selalu untuk target jangka pendek agar kepentingan politik mereka tercapai.

"Semua yang menciptakan elit politik untuk kepentingan mereka. Kemana di bawa arah organisasinya. Kita lihat kepentingan pribadi dan kelompok. Kepentingan lima tahun. Tujuannya singkat," urai Ridho.

Sampai saat ini, lanjutnya, belum ada rumusan strategis untuk menyatukan kembali pemuda Indonesia yang sudah terkotak-kotak sebagai dampak dari eksploitasi kepentingan politik. Pemerintah sendiri selaku penanggung jawab tidak kuasa untuk menyatukan kembali pemuda yang sudah terkotak-kotak tersebut.

Karena itu, rumusan awal lahirnya Sumpah Pemuda harus menjadi acuan semua elemen pemuda untuk menghilangkan sikap egoisme dan kesadaran elit politik untuk tidak lagi mengeskploitasi pemuda untuk tujuan kepentingan politik kelompok tertentu saja.

"Harus Kembali ke akar dasar Sumpah Pemuda. Lahirnyanya sumpah pemuda kan berawal dari kesepakatan semua organisasi kepemudaan saat itu, baik Young Java, Young Sumatra, Young Islam dan organisasi pemuda kesukuan dan lainnya. Semuanya bertujuan untuk menyatukan pemuda," ungkapnya.

Kalau semua pemuda kini melepaskan kepentingan pribadi dan kelompoknya, dan elit politik tidak mengeksploitasi kekekuatan pemuda untuk kepentingan jangka pendek, apa lagi kepentingan politik pribadi dan kelompoknya, maka pemuda akan bisa disatukan.

"Kalau tidak, akan sulit pemuda Indonesia kembali bersatu," tegasnya.

Terpapar Narkoba

Sebagai aktivits dan pegiat antinapza, Ridho juga melihat keprihatinan terhadap pemuda yang dipastikan akan kehilangan masa depan dan berdampak terhadap negeri ini. Pasalnya mayoritas korban terpapar narkoba hampir 80% dari kalangan pemuda.

"Kalau pemudanya sudah terkena narkoba, masa depan negeri ini akan hancur. Gampang terprovokasi, gampang dipecah belah, kalau sudah kena narkoba," jelasnya.

Karena itu, dirinya dengan sejumlah pemuda tergabung dalam PANNA Deli Serdang terus menggaungkan bahwa narkoba musuh terbesar bangsa ini dan harus diberantas dengan menitikberatkannya sejak dini.

"Narkoba sudah merasuki pemuda kita. Kita harus tetap menggaungkan bahwa narkoba musuh terbesar bangsa ini," tuturnya.

Program mendasar untuk memberantas dan menghindarkan pemuda dari barang haram tersebut harus dimulai sejak dini di lingkungan keluarga dengan penanaman nilai-nilai agama untuk membendung mereka dari kejahatan narkoba.

(AK/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi