dr Meriza Martineta, M.Gizi. (Analisadaily/Qodrat Al-Qadri)
Analisadaily.com, Medan - Belum tentu imun semua orang di keluarga itu bagus. Karena pasti dalam keluarga itu ada yang tua dan ada juga yang masih anak-anak. Jadi, harus saling menjaga. Menjaga diri kita sendiri dan menjaga orang lain agar terhindar dari Covid-19.
Hal inilah yang diutarakan dr Meriza Martineta, M.Gizi, Senin (28/12) lalu. Meriza tak sendiri. Ia ditemani adik iparnya, Yuanita Larosa Husni, SE, M.Si. Keduanya pernah terkonfirmasi Covid-19.
Ia mengalami gejala ringan, sementara Yuanita atau lebih sering disapa Ocha mengalami gejala yang cukup banyak hingga akhirnya ia harus isolasi di rumah sakit.
“Awalnya cuma pegal-pegal gitu saja. Seperti kita kelelahan habis olahraga. Tapi setelah itu muncul demam. Sakit tenggorokan, buang air besar terus menerus, bahkan kadang sesak napas juga. Setelah sudah banyak gejala itu baru coba swab. Dan kita tahu hasilnya positif dan isolasi di rumah sakit bersama mama,” ujar Ocha.
Berbeda dengan Ocha, Meriza sendiri melakukan swab, ketika ia tahu adik iparnya itu positif Covid.
“Jadi waktu Ocha dan mama itu isolasi. Kita baru swab. Karena kita selalu kontak dengan Ocha dan mama. Tiga hari kemudian hasil swabnya keluar. Saya, anak saya yang masih umur satu tahun enam bulan dan pengasuhnya dinyatakan positif Covid-19. Kita langsung isolasi. Satu rumah hanya kita bertiga saja. Suami dan papa saya dinyatakan negatif,” sebut Meriza.
Selama isolasi, yang terpenting adalah selalu berpikir positif. Ketika kita berpikir positif, maka imun kita juga terjaga.
“Jadi yang saya lakukan adalah memotivasi diri saya sendiri. Bahwa saat itu bukan hanya saya yang harus sembuh, tapi ada juga yang harus saya motivasi untuk sembuh. Ada anak saya, Ocha dan keluarga saya yang lain. Termasuk pengasuh anak saya,” ucap dosen Fakultas Kedokteran USU tersebut.
Segala multivitamin ia konsumsi. Termasuk obat-obat herbal seperti habbatussauda, madu sampai minum air zam-zam juga.
“Alhamdulilah demam saya dalam waktu dua hari hilang. Setelah dua hari saya OTG. Karena swab saya itu negatif setelah dua Minggu. Setelah dua minggu itu, baru saya cuci hidung dan kumur-kumur saat pagi dan mau tidur. Begitu juga anak dan pengasuh saya juga sembuh dalam waktu dua minggu. Barulah kita bisa kembali satu rumah dengan keluarga lainnya,” sebut Meriza.
Bedanya dengan Ocha yang isolasi di rumah sakit, Ocha sempat drop karena kondisi mamanya yang juga drop. Total Ocha dinyatakan sembuh dari Covid-19 adalah 19 hari. Dalam waktu 19 hari itu, saya terus bergejela. Setelah itu baru dibolehkan dokternya pulang.
Bagi mereka berdua, setelah sembuh dari Covid-19, ada yang berubah dari mereka. Setidaknya sekarang mereka lebih peduli terhadap kesehatan dirinya, keluarga dan orang di sekitarnya.
“Kalau sekarang Ocha tidur sama papa. Ocha pakai masker. Karena menjaga papa yang kita tidak tahu imunnya seberapa kuat,” ujar perempuan yang berprofesi sebagai Make Up Artist (MUA) tersebut.
Dulu, sebelum terkena Covid-19, mereka juga sempat berpikir apakah Covid-19 ini memang benar-benar ada atau tidak.
“Padahal kita juga sudah sangat ketat sebenarnya dalam menerapkan protokol kesehatan. Pakai masker terus. Kemudian Ocha juga pakai bajunya yang cukup panjang. Kemudian pulang ke rumah ganti baju dulu, mandi dan sebagainya. Tetapi masih kita diberikan cobaan yang kena Covid-19 ini,” kata Mei.
Artinya, mereka yang sudah sangat ketat menerapkan protokol kesehatan saja masih berpeluang tertular virus tersebut, konon lagi masyarakat yang sama sekali masih abai terhadap prokes ini. Mei dan Ocha mengajak masyarakat untuk selalu terapkan 3M. Mencuci tangan, memakai masker dan selalu menjaga jarak.
“Covid-19 ini tidak bisa kita lihat secara kasat mata. Kita juga tidak tahu kita tertular virus ini dari mana. Setidaknya 3M ini pencegahan dari awal,” sebutnya.
Anggap saja kata Mei, setiap hari itu kita adalah orang tanpa gejala (OTG), sehingga setiap harinya kita terus berpikir bagaimana caranya agar orang-orang di sekitar kita tidak tertular dari virus Corona.
“Dengan begitu, kita jadi selalu menggunakan masker. Karena sudah cukuplah kita isolasi terpisah-pisah. Kita tidak ingin keluarga kita terpisah lagi karena virus ini. Jadi sebagaimana mungkin kita harus terus melakukan pencegahan,” sebut Meriza.
Penyadaran inilah yang ingin ia tekankan ke masyarakat lainnya agar terhindar dari Covid-19. Apalagi angka kasus konfirmasi positif saat ini di Sumut terus meningkat dan sudah melebihi 17 ribu kasus.
Penulis: Qodrat Al-qadri
Editor: Christison Sondang Pane