RE Nainggolan: Polemik Gubsu dan Walikota Dinamika Bapak Anak

RE Nainggolan: Polemik Gubsu dan Walikota Dinamika Bapak Anak
RE Nainggolan. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Tokoh masyarakat Sumut, Dr RE Nainggolan, MM menggambarkan polemik dan dinamika antara Gubsu Edy Rahmayadi dan Walikota Medan, Bobby Nasution adalah hal biasa layaknya terjadi di kalangan keluarga, antara bapak dengan anak, atau abang dengan adik.

"Apakah karena di dalam keluarga, seorang bapak dan anak berbeda pendapat tentang hal tertentu, serta merta itu berarti bukan keluarga lagi? Itu lebih karena sudut pandang dan tanggung jawab mereka masing-masing terhadap tugas-tugasnya dalam pemerintahan,” ujar Dr RE Nainggolan, MM saat ditemui wartawan di Medan, Sabtu (8/5).

Bupati Tapanuli Utara 1999-2004 ini mengatakan dinamika seperti itu cukup lumrah terjadi. “Tiap kepala daerah kan punya kewenangan dan tanggung jawab masing-masing, dan di titik tertentu butuh koordinas ketika garis kewenangan itu saling bersentuhan, beririsan,” katanya.

Dia mengakui, di era media sosial dan kebebasan berekspresi sekarang, segala seuatunya memang mudah sekali menjadi keriuhan dan kegaduhan. “Akibatnya, dinamika yang sebenarnya lumrah-lumrah saja terkesan menjadi sangat panas dan seru,” ujarnya.

Dalam kaitan itu, Sekdaprovsu 2008-2010 ini mengimbau semua tokoh Sumut di berbagai bidang untuk tidak ikut memanas-manasi situasi, dengan memberi komentar memojokkan satu pihak dan seolah membenarkan pihak lain.

“Masing-masing benar, dengan _concern_ dan kepentingan masing-masing. Sudah ada jalur koordinasinya. Mengapa jadi konsumsi publik, ya, karena kita berada di era keterbukaan. Kadang-kadang di sebuah rapat ada yang merekam dan mengunggah apa yang terjadi. Kemudian tersebar dan viral padahal sesungguhnya itu untuk konsumsi internal. Kadang ada juga wartawan yang bertanya secara doorstop, dijawab, kemudian berkembang liar menjadi sesuatu yang panas dari komentar berbagai pihak,” paparnya.

Dia mengingatkan, saat ini kita masih berlomba dengan waktu menangani pandemi yang belum juga menunjukkan tanda-tanda kapan akan berakhir. “Pemerintah di semua tingkatan jangan sampai kehilangan fokus. Salah satu legacy terbaik yang bisa ditinggalkan para pemimpin saat ini adalah membawa keluar negara ini dari pandemi,” katanya.

Segala keriuhan, apalagi sampai berbalas tuduhan di antara para pemimpin dan tokoh masyarakat, hanya akan menjauhkan kita dari tujuan-tujuan awal kita yang baik. Bila Bapak dan Anak ini malah terjebak makin jauh ke dalam polemik, yang rugi seluruh warga Medan dan Sumatera Utara pada umumnya.

“Kita yakin, kedua belah pihak bisa mengatasinya. Mereka figur berkualitas yang sama-sama memperoleh kepercayaan rakyat,” pungkasnya.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi