Mural Marcus Rashford ditutupi dengan pesan dukungan yang dirusak setelah Final Euro 2020 antara Italia dan Inggris (Reutets)
Analisadaily.com, London - Penggemar sepak bola Inggris memberikan dukungan kepada Marcus Rashford, yang mendapat pelecehan rasial pasca final Euro 2020.
Pemain berusia 23 tahun ini Jadon Sancho, 21, dan Bukayo Saka, 19, dilecehkan secara rasial setelah mereka gagal mengeksekusi penalti dalam adu penalti melawan Italia.
Fans menutupi pelecehan rasis yang tertulis di mural ke Rashford di daerah Withington di Manchester dengan ratusan pesan dukungan.
"Kami mencintaimu!," salah satu pesan.
"Pahlawan," tulis penggemar sembari menempelkan satu hati merah muda.
"Kamu telah membela kami berulang kali, sekarang saatnya bagi kami untuk membelamu!," pesan yang lain.
Rashford mem-posting foto-foto surat dari anak-anak yang mengatakan, bahwa mereka bangga padanya.
Rashford, yang lahir di Manchester dan dibesarkan oleh ibu tunggalnya di daerah Wythenshawe di kota itu, telah menggunakan pengalaman kelaparannya sebagai seorang anak untuk mengkampanyekan penyediaan makanan gratis yang lebih baik bagi anak-anak.
"Penalti saya tidak cukup baik, seharusnya masuk tetapi saya tidak akan pernah meminta maaf atas siapa saya dan dari mana saya berasal," kata Rashford dalam sebuah pernyataan dilansir dari Channel News Asia, Selasa (13/7).
"Melihat respons di Withington membuat saya hampir menangis. Komunitas yang selalu merangkul saya terus mendukung saya. Saya Marcus Rashford, 23 tahun, pria kulit hitam dari Withington dan Wythenshawe, Manchester Selatan. Jika Aku tidak punya apa-apa lagi, aku punya itu," tuturnya.
(CSP)