Pemerintah juga memberi kesempatan kepada pihak swasta untuk bahu-membahu memerangi Covid-19 secara bersama-sama. Kesempatan tersebut akhirnya membuat PT Benefit Online Transaksi yang bergerak dibidang penyedia aplikasi terpanggil untuk menyediakan fitur antrean online agar dapat memberikan kontribusinya dalam membantu penanganannya Covid-19 ini.

Dirut PT Benefit Online Transaksi, Dicky Lie mengatakan bahwa aplikasi antrean online Di@Bisa tersedia secara gratis di Playstore dan bebas diunduh siapa saja. Berikut ini link aplikasinya https://play.google.com/store/apps/details?id=com.bot.diabisaapp

Menurutnya, aplikasi ini dapat dipergunakan pihak penyelenggara vaksinasi massal untuk mengantisipasi penumpukan massa di lokasi vaksinasi yang kerap terjadi belakangan ini.

Penumpukan massa pada sejumlah lokasi vaksinasi massal kerap terjadi. Antusiasme warga untuk mengikuti program vaksinasi menimbulkan kerumunan yang kurang diwaspadi pihak penyelenggara. Bahkan dari pengalaman sejumlah orang, mereka harus rela menunggu berjam-jam dan kepanasan untuk mendapatkan suntikan vaksin dari tenaga medis.

Walaupun penerapan protokol kesehatan dilakukan pada lokasi vaksinasi, akan tetapi kerumunan orang yang antre mengikuti vaksinasi tetap beresiko terpapar Covid-19. Dicky menyarankan agar pihak penyelenggara vaksinasi ataupun kegiatan lainnya dapat mempergunakan aplikasi antrean online gratis ini untuk menghindari penumpukan massa pada satu lokasi.

"Kita berharap semua elemen masyarakat dapat mempergunakan fitur antrean online ini dalam semua jenis pelayanan yang disediakan. Para penyedia layanan juga dapat dengan mudah menampilkan pelayanannya yg memerlukan antrean agar kita dapat mengantisipasi terjadinya kerumunan dan memberikan pelayanan dengan tertib," harapnya

"Pengguna juga cukup mudah mendapatkan antreannya secara online lewat ponsel dengan menscan QR yang disediakan para pemberi layanan. Saya berharap para penyelenggara vaksin bisa menyediakan pengambilan antrean secara online demi efisiensi waktu tunggu dan antisipasi terjadinya cluster baru di lokasi vaksinasi," lanjutnya.

(JG)