Haji Anif Berpulang, Sumatera Utara Kehilangan Tokoh Dermawan

Haji Anif Berpulang, Sumatera Utara Kehilangan Tokoh Dermawan
Haji Anif (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Tokoh masyarakat Sumatera Utara H Anif meninggal dunia, Rabu (25/8) pukul 04.15 WIB.

Pesan duka tersebut sangat mengejutkan berbagai kalangan di Sumatera Utara atas wafatnya Tokoh masyarakat yang dikenal sangat dermawan ini.

“Innalillahi wa innailahi rajiun. Telah berpulang ayahanda kami bapak H.Anif? pagi Rabu (25/08) sekitar pukul O4.15 Wib. Dan akan di kebumikan Rabu (25/08) Ba’da Dzuhur di Masjid Al Musanif, Cemara Asri.

Mohon dimaafkan salah dan khilaf almarhum ayahanda kami. Semoga Allah SWT mengampuni dosa almarhum ayahanda, diterima seluruh amal ibadah dan kebaikannya, diringankan yaumul hisab nya, dilimpahkan keberkahan kepadanya, serta diterangkan dan dilapangkan kuburnya.

Semoga Allah SWT menempatkan almarhum di tempat terbaik di surgaNya kelak, Aamiin YRA. Insyaa Allah husnul khotimah.

Demikian pesan WA disampaikan Bapak Musa Rajekshah diterima pagi tadi pukul 06:12.00 WIB langsung dari bapak Bapak Musa Rajeckshah yang dikenal dan dipanggil akrab Ijeck.

Kabar itu kemudian tersebar ke berbagai grup WattsApp, instagram, Pacebook (PB) tweeter dan ucapan duka langsung dari ribuan masyarakat baik di Sumatera Utara dan di seantero jaga raya, Rabu (25/8-2021).

"Saya atas nama Ketua PWI Sumut H Hermansjah juga menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya H Anif yang dikenal suka membantu siapa saja ini. Semoga Allah SWT mengampuni dosa almarhum ayahanda Bapak H Anif (orangtua bapak Wagubsu Musa Rajekshah) dan diterima seluruh amal ibadah serta kebaikannya, diringankan yaumul hisab nya, dilimpahkan keberkahan kepadanya, serta diterangkan dan dilapangkan kuburnya.

"Semoga Allah SWT menempatkan almarhum di tempat terbaik di surgaNya kelak, Aamiin YRA. Insyaa Allah husnul khotimah,” tulis Hermansjah di sejumlah WAG.

Haji Anif wafat sebagaimana diketahui tutup usia 82 tahun. Semasa hidupnya, H Anif dikenal aktif melakukan kegiatan sosial, membangun masjid di mana-mana dan selalu menjadi penyantun dalam aktivitas religi.

Bahkan atas kedermawanannya, almarhum juga membantu dunia pendidikan dan membangun sejumlah fasilitas berupa gedung yang digunakan untuk ummat seperti universitas-universitas, Asrama Haji Medan dan tempat serta fasilitas umum di Medan khususnya dan Sumatera Utara pada umumnya.

Dikutip dari Buku berjudul “Hidup Ihklas Tanpa Tipu Muslihat” mengisahkan tentang perjalanan seorang tokoh dan pengusaha sukses Sumatera Utara (Sumut) H Anif. Banyak pengalaman berharga dan inspirasi di dalamnya.

Karena itu “Hidup Ihklas Tanpa Tipu Muslihat” kembali diangkat menjadi tema Webinar yang digelar Kognisi (Kompas Gramedia Learning & Insights) dengan Elex Media Komputindo, Sabtu (18/7). Seminar virtual itu diikuti para tokoh nasional dan ratusan orang peserta dari berbagai kalangan.

“Banyak pengalaman berharga. Dengan buku itu orang akan mengetahui seorang Haji Anif yang apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi. Pertama sekali saya baca buku itu syok, karena terlalu vulgar menyebutkan nama orang. Karena di zaman seperti saat ini bisa jadi masalah, sehingga ada beberapa yang saya sortir,” ujar Wakil Gubernur, Sumut Musa Rajekshah, yang juga merupakan salah satu putra dari H Anif.

Di dalam buku itu, juga diceritakan tentang Musa Rajekshah sering diajak untuk ikut mengurusi perkebunan kelapa sawit milik sang ayah, namun selalu ditolaknya. Musa Rajekshah justru lebih memilih balap ketimbang mengurus perkebunan.

“Dari dulu Dadak (panggilan terhadap Ayah) selalu mengajak saya untuk mengurusi perkebunan sawit, tapi saya tidak pernah mau, karena prinsip saya harus punya usaha sendiri. Pernah ketika diajak rapat, saya tinggalkan dan lebih memilih ikut balapan,” ujar Musa Rajekshah yang mengikuti webinar dari Rumah Dinas Wagub Sumut, Jalan Teuku Daud Medan, Sabtu (18/7).

Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck pun kukuh ingin membuka usaha sendiri. Bengkel adalah salah satu yang dipilihnya. Namun, usaha bengkelnya tidak berlangsung lama dan hanya bertahan dua tahun saja.

“Saya memutuskan buka bengkel. Dadak pun melarang karena nanti pasti susah ngurusnya, ditambah lagi kawan-kawan yang nge-bon payah ditagihnya, dan betul usaha bengkel saya hanya bertahan dua tahun. Namun belakangan baru saya sadari, banyak sekali hal bermanfaat yang sudah diajarkan Dadak. Namun karena usia masih muda saat itu, jadi tidak berpikir panjang,” tambahnya.

Namun akhirnya, Ijeck menerima kepercayaan untuk mengurus usaha sarang burung walet. Hal itu dipilihnya karena memang sejak awal tidak suka kerja di kantoran, senangnya dengan alam dan berburu.

“Jadi pada tahun 1992 saya terima kepercayaan Dadak untuk mengurus sarang walet. Saya senang ngurusin walet karena harus datang ke hutan, melihat alam, jumpa dengan masyarakat desa. Seperti yang selalu Dadak bilang, usahakan kau senang dalam usaha mu itu,” tuturnya.

Salah satu pesan Dadak yang paling diingat Wagub adalah untuk selalu berbagi dengan masyarakat.

“Di mana pun tempat kau usaha, ibarat makan, jangan orang hanya cium bau makanannya saja, paling tidak bagi sedikit makanan mu itu agar orang juga bisa rasakan. Jangan kau yang kenyang orang sekeliling lapar, lama-lama nanti kau pun bisa dirampok orang. Itu salah satu pesan Dadak yang selalu saya ingat dalam membangun usaha,” ungkapnya.

Disela-sela acara yang diikuti oleh 400 orang lebih itu, Haji Anif pun menceritakan sedikit pengalaman hidupnya.

“Bapak saya itu kiyai hafiz Alquran. Dia itu orang yang tidak tahu dunia, tahu nya megang tasbih saja. Jadi ketika saya diusir dari rumah, dan saya pernah numpang nonton televisi ke rumah tetangga dan ditolak, itulah menjadi cambukan untuk saya agar menjadi sukses,” ujarnya.

Haji Anif juga mengatakan bahwa dalam hidup sangat penting hubungan pertemanan dan persaudaraan. Karena teman dan saudara itulah yang akan selalu menolong ketika mengalami suatu masalah.

“Karena dengan itu, ke mana pun kita ada masalah, apa pun bisa tertolong, karena hubungan baik itu akan membantu kita. Semua orang hidup pasti punya dosa, tapi kalau nipu jangan, mengambil hak orang jangan,” tambahnya.

Ketua Umum Pemuda Pancasila, Japto S Soerjosoemarno, yang juga mengikuti Webinar tersebut mengaku punya kenangan dengan Haji Anif.

“Ada satu kelebihan dari sahabat saya ini sejak tahun 1972. Saya melihat beliau saat itu, dengan cara yang sangat tenang bisa menyelesaikan masalah. Apa pun yang sudah diperbuat berani mempertanggungjawabkannya. Itulah jiwa seorang pemimpin sejati dan itu yang saya contoh. Jadi beliau ini ada sosok sahabat, sekaligus kakak dan guru bagi saya,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Japto pun memuji sifat kedermawanan Haji Anif. “Yang dinikmatinya itu bukan hartanya, tapi beliau selalu memikirkan apa yang dimilikinya bisa juga dinikmati oleh orang lain. Beliau banyak berbuat sosial, baik di kalangan agama dan membantu orang-orang susah,” tambahnya.

Sebelumnya, Maman Suherman yang membawakan acara tersebut memaparkan biografi singkat tentang Haji Anif. Disebutkan, Haji Anif merupakan pengusaha sukses yang memiliki usaha kelapa sawit, sarang burung walet, bisnis properti dan lainnya.

“Semua orang sudah tahu dan mengenal itu. Di dalam buku, Pak Anif juga bercerita pernah diusir dari rumah bapaknya, sehingga bersama istri pernah hidup di rumah yang mirip kandang merpati. Itu yang membuat saya menggelengkan kepala membaca buku ini, yang isinya begitu lugas,” terangnya.

Maman pun menjelaskan bahwa Haji Anif pernah menjadi Anggota Pemuda Pancasila sejak 1967. Buku ini juga bercerita tentang perjalanan hidup Haji Anif secara blak-blakan tanpa ada yang ditutup-tutupi.

“Bahkan nama dan peristiwanya turut dipaparkan dalam buku tersebut. Salah satu pesan yang saya ingat, bahwa prinsip Pak Anif, Mundur Menghadapi Kezaliman adalah Sebuah Kezaliman,” kata Maman.

Turut serta dalam Webinar tersebut para sahabat dan keluarga Haji Anif, seperti Puspo Wardoyo, Nuim Khaiyath, Kodrat Shah, Sultan Djorghi dan Anisa Trihapsari.

(HERS/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi