Tiga Kunci Hidup Berdampingan Dengan Covid-19

Tiga Kunci Hidup Berdampingan Dengan Covid-19
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (Antara)

Analisadaily.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan tiga kunci utama yang sedang disiapkan pemerintah agar bisa hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Pertama adalah cakupan vaksinasi yang tinggi terutama untuk kelompok rentan, seperti lansia," kata Luhut, dilansir dari Antara, Selasa (14/9).

Kunci kedua, sambungnya, penerapan 3T (Testing, Tracing, Treatment) termasuk penanganan isolasi terpusat (isoter) yang optimal.

"Isoter jadi sangat penting. Orang-orang yang kena status hitam di PeduliLindungi, akan kita segera tangani. Di mal, misalnya, kita periksa (jika statusnya hitam) langsung bawa ke karantina terpusat untuk menghindari penularan ke orang-orang lain," jelasnya.

Sementara kunci ketiga adalah kepatuhan protokol kesehatan yang tinggi meliputi 3M dan implementasi screening PeduliLindungi.

"Jika capaian vaksinasi masih rendah, maka tiga strategi utama tersebut akan ditambahkan dengan pembatasan kegiatan masyarakat, seperti implementasi PPKM yang ada saat ini," ujar Luhut.

Wakil Ketua Komite Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu menuturkan sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, tujuan dan arah kebijakan penanganan Covid-19 tetap konsisten. Namun strategi dan manajemen di lapangan disesuaikan dengan masalah dan tantangan yang ada.

"Pengetatan dan pelonggaran mobilitas masyarakat, misalnya, harus dilakukan paling lama setiap minggu, dengan merujuk kepada data-data terkini," jelasnya.

Menurut Luhut, langkah pengetatan dan pelonggaran mungkin kerapkali dibaca sebagai kebijakan yang berubah-ubah, atau sering dibaca sebagai kebijakan yang tidak konsisten.

Namun justru itulah yang harus dilakukan untuk menemukan kombinasi terbaik antara kepentingan kesehatan dan kepentingan perekonomian masyarakat.

"Karena virusnya yang selalu berubah dan bermutasi, maka penanganannya pun harus berubah sesuai dengan tantangan yang dihadapi," katanya.

Sebagai mantan anggota militer, Luhut menuturkan penanganan Covid-19 di Indonesia tak berbeda dengan operasi militer.

"Operasi militer pun selalu melakukan perubahan-perubahan agar tidak bisa dibaca musuh. Kita membaca bagaimana sifat varian delta ini dan kita juga melakukan perubahan strategi kita untuk menghadapi itu. Itu sebabnya mungkin kenapa kita bisa cepat membuat perbaikan-perbaikan di Indonesia. Bukan tidak ada konsistensi, tapi kita menyesuaikan, melihat sifat-sifat ini dan pengalaman-pengalaman di negara lain," tukas Luhut.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi