Untuk penyempurnaan skema pembuatan lembaga tersebut, rektor menampung ide dan aspirasi dari para penulis ilmiah dan dosen pengabdian terbaik, Kamis (29/9) di Inter Coffee.

Didampingi Wakil Rektor III Dr Poppy Anjelisa Z Hasibuan, rektor menjelaskan, saat ini USU telah melakukan kluster (pemetaan) dosen-dosen yang aktif menulis.

"Jadi kluster pertama dosen-dosen muda yang baru menulis, lalu kluster kedua dosen yang menulis di jurnal biasa, sampai pada dosen-dosen mana yang menulis di jurnal Q1," katanya.

Lembaga penulisan ilmiah, imbuhnya, akan menjadi sentralisasi untuk para dosen yang berfokus pada kualitas penulisan. "Jadi nanti ada pendampingan, mulai dari mencari data, penulisan sampai bagaimana submitnya" ujarnya.

Saat ini USU sedang menyiapkan tempat yang nyaman dengan sistem co-working space. Dosen-dosen itu berkumpul lalu saling berdiskusi, tempat itu juga akan menjadi kawasan digital yang disupport sistem digitalisasi terbaik.

Selain itu, rektor berharap lembaga ini nantinya bisa menghasilkan publisher atau jurnal berstandar internasional milik USU. "Jadi sekarang fokusnya bukan di kuantitas tapi di kualitas, kalau kita punya jurnal berstandar internasional itu kan bisa juga jadi income," tegasnya.

Dalam proses menjalankan lembaga ini, rektor berpesan agar para dosen turut melibatkan mahasiswa. "Seperti USUTV itu, mereka menggandeng mahasiswa-mahasiswa untuk menjadi expert di bidang broadcasting. Itu sudah berjalan dengan baik," katanya.

Dosen berpredikat Pengabdian Masyarakat Terbaik, Onrizal PhD menyarankan agar dibuat klasifikasi profesionalisme dosen sesuai dengan keahliannya.

"Jadi USU menjadi lumbung para ahli, misalnya kalau di bidang saya, ada orang mau cari ahli gajah, USU menyediakan," ujarnya.

Onrizal juga berahap tim yang akan menjalankan lembaga penulisan ilmiah adalah tim yang solid. "Saya setuju sekali bahwa kini saatnya berfokus pada kualitas," ujarnya.

(BR)