Andika Perkasa Ikut Lepas Presiden, Kode Calon Panglima TNI

Andika Perkasa Ikut Lepas Presiden, Kode Calon Panglima TNI
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa ikut melepas Presiden Joko Widodo dalam rangkaian kegiatan keluar negeri (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Meski Presiden Joko Widodo belum mengumumkan siapa calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto, namun banyak tafsir yang bermunculan terkait sejumlah peristiwa karena dianggap kode calon Panglima TNI.

Peristiwa terbaru yang dianggap kode calon Panglima TNI adalah saat Presiden Jokowi hendak terbang menuju Eropa mengikuti serangkaian pertemuan tingkat tinggi. Jokowi akan menghadiri KTT G20 di Roma, Italia, dan COP26 di Glasgow, Skotlandia, kemudian lanjut terbang ke Uni Emirat Arab (UEA).

Dari rombongan yang melepas keberangkatan Jokowi, tampak KSAD Jenderal Andika Perkasa. Selain Jenderal Andika, hadir juga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Mensesneg Pratikno.

Dalam kesempatan sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto senantiasa ikut melepas Jokowi jika di sana hadir Kapolri Jenderal Sigit. Namun kali ini yang hadir adalah KSAD Jenderal Andika Perkasa.

Sebelum itu, candaan Jokowi kepada Jenderal Andika juga menuai sorotan. Momen Jokowi melempar candaan ke Iriana dan Andika itu terjadi setelah upacara HUT ke-76 TNI di halaman Istana Merdeka selesai, Selasa (5/10). Jokowi saat itu bersama Iriana dan Wapres Ma'ruf Amin beserta Wury Estu Handayani meninjau alutsista di depan Istana.

Sejumlah pejabat lain turut mendampingi, di antaranya Menko Polhukam Mahfud Md, Menhan Prabowo Subianto, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Jokowi tampak berdialog dengan Hadi di depan deretan kendaraan taktis yang dipamerkan.

Kode Andika Jadi Panglima TNI

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengatakan momen-momen itu seolah menjadi sinyal penting dari Jokowi soal calon Panglima TNI. Publik menilai kode itu lebih condong untuk KSAD.

"Momen semacam ini pasti dikaitkan dengan momen pergantian Panglima TNI. Publik menangkap begitu banyak 'kode keras' bahwa Jokowi dinilai lebih condong ke Andika sebagai Panglima TNI yang baru," kata Adi, dilansir dari detikcom, Senin (1/11).

Adi kemudian menyinggung candaan Jokowi saat meninjau pameran alutsista saat peringatan HUT TNI. Saat itu Jokowi bercanda kepada istrinya, Iriana Jokowi, apakah mau disopiri naik kendaraan taktis oleh Jenderal Andika.

"Misalnya soal candaan Presiden yang minta Andika menjadi sopir Ibu Negara saat HUT TNI, jelas kode penting. Termasuk momen Andika ikut melepas kepergian Jokowi ke Eropa," kata dia.

Lebih lanjut, Adi menilai pesan politik Jokowi melalui kode dan simbol. Pesan itu, kata Adi, juga diungkapkan Jokowi dalam candaan.

"Jokowi itu orang Jawa. Pesan politiknya tidak direct, tapi melalui kode, simbol, gestur, bahkan candaan," kata dia.

Soal kode untuk Andika pun disampaikan oleh PPP. PPP menafsirkan momen melepas Jokowi sebelum ke luar negeri sebagai bentuk kode.

"Kepemimpinan Presiden Jokowi, yang berasal dari Solo dengan gaya Solo, bisa saja kita menafsirkan bahwa calon Panglima TNI yang akan dimintakan persetujuan DPR adalah Andika Perkasa," sebut anggota Komisi I Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha.

Dia menilai pelepasan kunker Jokowi tidak lazim dilakukan oleh kepala staf. Untuk itulah dia menafsirkan momen itu merupakan kode kuat Jokowi.

"Tampaknya Jenderal TNI Andika Perkasa akan berkarier di TNI sampai pensiun. Pelepasan kepergian Presiden sebagai Panglima Tertinggi memang tidak lazim dilakukan kepala staf. Biasanya langsung oleh Panglima TNI," ujar Tamliha.

Namun Tamliha tetap menunggu surat presiden yang akan dikirimkan. Surat itu rencananya dikirim pada 1 November 2021.

"Nama pastinya calon Panglima TNI saya perkirakan pada hari Senin pekan depan. Penyerahan Surpres tidak mesti pada saat Presiden berada di dalam negeri, saya yakin surpres tersebut sudah ditandatangani sebelum Pak Jokowi bertolak ke luar negeri," ujarnya.

Jangan Spekulasi

Beberapa pihak menyebut tidak ada kode soal pengganti Panglima TNI. Golkar menilai momen itu hanya protokol kenegaraan, tidak ada yang istimewa.

"Saya rasa bukan hal istimewa, hanya standar protokol kenegaraan saja, karena Panglima TNI berhalangan sedang menghadiri acara lain," kata anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar, Bobby Adhityo Rizaldi.

Anggota DPR dari Fraksi PDIP, TB Hasanuddin, juga menilai tidak ada sinyal di balik KSAD Jenderal Andika Perkasa melepas Jokowi untuk kunjungan kerja ke Eropa. Dia menyebut pelepasan yang dilakukan KSAD sesuai ketentuan yang berlaku.

"KSAD mewakili Panglima TNI karena Panglima TNI berhalangan. Nggak perlu dibahas lagi, (pengganti Panglima TNI) itu hak prerogatif Presiden," kata TB Hasanuddin.

Dia menilai tidak ada yang spesial dari Jenderal Andika menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk melepas Jokowi. Menurutnya urutan perwakilan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.

"Urutannya KSAD, kalau KSAD juga berhalangan ya KSAL, kalau KSAL juga berhalangan ya KSAU, itu ketentuan yang berlaku," ucap Hasanuddin.

Pakar Militer dan Hankam Dr Connie Rahakundinie Bakrie mengurai hal tersebut. Dia awalnya mengatakan timbulnya interpretasi terhadap Andika Perkasa menjadi Panglima TNI berikutnya sebagai hal yang wajar.

"Pemunculan KSAD Jenderal Andika Perkasa melepas keberangkatan Presiden Joko Widodo ke Roma kemarin, memang banyak menimbulkan interpretasi yang 'seolah' mengarah atau diarah-arahkan pada preferensi politik Presiden untuk Panglima TNI berikutnya," kata Connie.

Namun, Connie menyebut masih ada waktu juga bagi Jokowi menemui KSAL Laksmana Yudho Margono atau KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo sepulang dari acara di Italia. Hal ini, kata dia, lantas menepis spekulasi terhadap Andika.

"Namun bagaimana jika Presiden menemui KSAL Laksamana Yudho Margono sepulang dari Italia? Semisal untuk berdiskusi tentang persiapan AL terkait Natuna Utara atau di wilayah lain dalam konteks AUKUS. Apakah bisa diinterpretasikan juga sebagai pilihan politik Presiden bagi next Panglima?" ucapnya.

"Atau tidak menutup kemungkinan justru memilih sang kuda hitam, memilih KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo," lanjutnya.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi