Perancis dan Inggris Ribut Soal Pengungsi Ukraina

Perancis dan Inggris Ribut Soal Pengungsi Ukraina
Para pengungsi Ukraina mulai meninggalkan negaranya setelah terjadi invasi oleh pasukan Rusia (The Guardian)

Analisadaily.com, Calais - Perancis menuduh pemerintah Inggris kurang menunjukkan rasa kemanusiaan terhadap para pengungsi Ukraina.

Menteri Dalam Negeri Perancis, Gerald Darmanin, menyebut ada sekitar 400 pengungsi Ukraina di wilayah perbatasan Calais yang menunggu izin agar bisa bergabung dengan keluarga mereka di Inggris.

Menurutnya dari jumlah tersebut baru 150 orang yang sudah mendapatkan visa dari konsulat Inggris di Paris dan Brussel sehingga bisa melakukan penyeberangan.

Melalui sebuah surat kepada Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel, Darmanin meminta pemerintah Inggris agar mendirikan layanan konsuler di Calais.

Dia menyebut sejauh ini layanan yang diberikan pemerintah Inggris terhadap para pengungsi Ukraina tidak sesuai dan menunjukkan kurangnya rasa kemanusiaan.

"Sangat penting adanya perwakilan konsuler Anda - secara khusus dan selama krisis ini - dapat mengeluarkan visa untuk reunifikasi keluarga di Calais," tulis Darmanin, dilansir dari The Guardian, Senin (7/3).

Menanggapi surat dari Menteri Dalam Negeri Perancis, Patel menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menolak kedatangan para pengungsi Ukraina.

"Biarkan saya mengoreksi apa yang telah dikatakan oleh pemerintah Perancis. Pemerintah Inggris tidak membalikkan siapa pun," tegas Patel melalui Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Inggris.

Patel mengatakan Inggris telah mengusahakan segala hal yang mungkin dilakukan untuk mempercepat upaya pemberian visa kepada pengungsi Ukraina.

"Saya memiliki staf di Calais untuk memberikan dukungan kepada keluarga Ukraina yang telah meninggalkan Ukraina untuk datang ke Inggris. Adalah salah dan tidak akurat mengatakan bahwa kami tidak memberikan dukungan di lapangan," tukasnya.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi