Nilai-nilai Bangsa Harus Dipahami Sebagai Wawasan Kebangsaan

Nilai-nilai Bangsa Harus Dipahami Sebagai Wawasan Kebangsaan
Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman bersama Rektor USK, Marwan, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Pangdam Iskandar Muda dan Mayjen TNI Mohamad Hasan di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam Banda Aceh, Kamis (10/3) (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Banda Aceh – Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, memberikan kuliah di hadapan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh. Ia memberikan kuliah umum dengan tema “Persatuan dan Kebhinekaan Nusantara” berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood Darussalam, Banda Aceh, Kamis (10/3).

Turut hadir Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Rektor USK Prof Dr Ir Marwan, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Mohamad Hasan dan pejabat lainnnya.

Menurutnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini telah menjadikan dunia tanpa batas, hal ini berpengaruh langsung terhadap pola bernegara, termasuk perubahan masyarakat dunia pada tataran global. Sehingga yang terjadi belahan dunia tertentu bisa menjadi penggerak bagi yang lain begitu cepat.

“Terbukanya jaringan internet juga diiringi dengan berkembangnya berita bohong dengan menggunakan platfom media, mempengaruhi opini masyarakat yang digunakan untuk kepetingan kelompok. Ini tentu menganggu nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Dudung.

Saat ini butuh ketelitian ekstra, sebab ada di era dimana kebohongan menjadi kebenaran, dengan memainkan emosi dan perasaan. Hal tersebut pada akhirnya mudah sekali terjadi konflik SARA. Indeks kerentanan 2021 terjadi konflik di banyak negara, Indonesia menduduki peringkat 99 dari 179 Negara.

“Bangsa Indonesia punya nilai-nilai pemersatu bangsa. Nilai tersebut merupakan nilai dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang digunakan pada saat bangsa menghadapi musuh bersama,” ucapnya.

Nilai-nilai tersebut seperti, sudah sejak 660 tahun lalu nenek moyang negara ini telah menghargai perbedaan, kemudian di tengah masyarakat kebersamaan dan gotong royong, serta optimisme dan percaya diri.

Tak lupa, Dudung mengatakan, nilai-nilai bangsa Indonesia harus dipahami sebagai wawasan kebangsaan. Nilai tersebut mengkristal dalam Pancasila, sebagai nilai ke-Indonesia-an sekaligus pendorong cita-cita proklamasi.

Sementara Rektor USK, Marwan, menyampaikan kuliah umum hari ini sangatlah penting, untuk memaknai kembali keberagaman kita sebagai bangsa. Apakah selama ini kita sudah benar-benar menjadi contoh yang baik dalam mendukung persatuan, atau malah sebaliknya.

“Kita masih keliru dalam memaknai semua perbedaan, sehingga sikap dan prilaku kita justru berpotensi merusak persatuan bangsa yang sudah terjalin,” ucap Marwan.

Untuk itu ia berharap, kuliah umum ini dapat semakin membuka wawasan semua pihak akan tentang pentingnya pendidikan. Karena untuk membangun negara, semangat saja tidak cukup. Tapi harus kita bekali dengan ilmu pengetahuan, sehingga apapun peran kita saat ini tetap mampu memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.

“Dan kami sangat mengapresiasi, karena sikap seperti ini ternyata telah dicontohkan oleh KASAD. Karena seperti yang kita ketahui, meskipun beliau saat ini sudah menjadi seorang Jendral dan memiliki jabatan yang tinggi, namun semangatnya untuk menuntut ilmu tidaklah berhenti,” pujinya.

Di mana saat ini, di tengah kesibukannya, Jenderal Dudung masih meluangkan waktu untuk menempuh Program Doktoral pada Jurusan Manajemen Strategis di Universitas Trisakti.

"Kami berdoa, semoga Bapak KASAD bisa segera menuntaskan program pendidikan ini dan ilmunya bisa memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa," kata dia.

Di hapadan Dudung, ia menyampaikan, USK telah menjadi contoh miniatur bagaimana keberagaman dapat terawat dengan baik di kampus. USK memiliki mahasiswa yang berasal dari hampir seluruh nusantara. Sebagian dari mereka adalah para mahasiswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADiK).

“Termasuk di antaranya mahasiswa yang berasal Provinsi Papua. Bagi kami, mereka semua merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan. Karena kedatangan mereka ke USK tentu dengan semangat yang sama, yaitu merajut cita-cita agar kelak mendapatkan masa depan yang lebih baik,” sebutnya.

Untuk itulah, USK selaku perguruan tinggi yang menampung mereka terus berbenah, yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan mutu pendidikannya.

“Sebab kami telah bertekad untuk menjadi rumah yang nyaman bagi mereka, yang berasal dari berbagai latar belakang itu. Baik suku, agama, bahkan budaya yang sangat kontras di Aceh,” harap Marwan.

Meski demikian, semua perbedaan tersebut tentu bukanlah hambatan bagi USK. Kampus yang dikenal sebagai Jantong Atee Rakyat Aceh ini dinilai sukses merawat semua keberagaman tersebut. Buktinya, USK Kuala berhasil menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang mampu meluluskan mahasiswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi tersebut.

“Pengakuan ini telah banyak diungkapkan oleh berbagai pihak. Termasuk Majelis Rakyat Papua yang khusus datang ke Aceh untuk menyampaikan apresiasi atas keberhasilan perguruan tinggi ini dalam mendidik anak-anak mereka. Kampus ini telah membuktikan, keberagaman itu bukanlah hambatan. Tapi kekuatan bagi bangsa ini untuk menuju bangsa yang besar,” pungkasnya.

(MHD/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi