Film ini mengangkat konflik yang jamak terjadi dalam keluarga suku Batak, seperti kentalnya masalah istiadat yang dinilai sangat sakral dalam keluarga Batak. Demikian juga kerasnya binaan orangtua, terutama ayah, sehingga hubungan antara anak dan bapak kerap menjadi renggang dan anak memilih hidup di perantauan.

Sisi lain film ini, juga mengangkat keindahan Danau Toba dari Bukit Holbung dan sekitarnya. Soundtrack fim ini juga menyuguhkan lagu lagu Batak modern sangat merdu di telinga.

Pesan moral dalam film ini, orang tua tidak bisa lagi memaksakan kehendaknya dalam menentukan pasangancalon menantunya. Kisah ini mengikatkan kita tentang puisi yang ditulis penyair legendaris Khalil Gibran, "Anakmu Bukan Anakmu."

Anakmu bukanlah anakmu.” Mereka memang lahir melalui kita, tetapi mereka bukan milik kita. Mereka bersama kita, tetapi mereka bukanlah milik kita. Sebab, jiwa-jiwa mereka adalah milik masa depan. Sebab, kehidupan itu menuju ke depan, bukan tenggelam di masa lampau.

Hadir dalam Nobar Ketua ASPPI DPD Sumut, Erwin Lopolisa, Pemasaran B0DT, Nelson Sihombing, Ketua Astindo, Wilson Halim, Muclis dari Disbudpar Sumut dan 35 anggota ASPPI lainnya.

(TON/BR)