Tambang Emas Ilegal Beroperasi, Wisata Pemandian Siraisan Sepi Pengunjung

Tambang Emas Ilegal Beroperasi, Wisata Pemandian Siraisan Sepi Pengunjung
Pemandian Sungai Siraisan sepi pengunjung, menyusul air selalu keruh, berwarna pekat akibat beroperasi penambang emas tanpa izin di hulu (Analisadaily.com/Atas Siregar)

Analisadaily.com, Ulu Barumun - Sejak penambang emas tanpa izin atau ilegal beroperasi di hulu Sungai Barumun, wisata pemandian Desa Siraisan semakin sepi pengunjung, dan merugikan pedagang di sekitar lokasi Pemandian Siraisan.

Pantauan Kamis (7/7) kondisi wisata pemandian Siraisan belakangan semakin hari semakin sepi pengunjung, akibat beroperasinya tambang ilegal menggunakan, mesin membuat air sungai keruh, warna kecokelat-cokelatan. Sehingga membuat pengunjung yang ingin mandi di sungai yang biasanya jernih dan alami itu, kini telah berubah warna dan tidak nyaman untuk mandi.

Kondisi ini telah berlangsung beberapa hari belakangan, sejak beroperasi tambang ilegal di sekitar hulu sungai. Diduga selain didukung perangkat bersama kepala desa, juga tidak ada masyarakat yang berani menegur pengusaha penambang ilegal tersebut.

Menurut Kepala Dinas (Kadis) Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PMPPTSP) Kabupaten Padanglawas, Nuruddin K Samosir saat dihubungi mengatakan izin tambang masih kewenangan kementerian.

Sepertinya tambang emas di Desa Siraisan belum ada izin. Tetapi, pemerintah daerah juga tidak bisa bertindak, kecuali masuk dari sisi kerusakan lingkungan.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Padanglawas, Ongku Bosar Daulay, juga menyampaikan hal senada, “Tambang yang beroperasi itu memang tidak ada izin lingkungan.”

Namun sampai saat ini belum ada surat keberatan dari masyarakat atas penambang emas tanpa izin tersebut, sekalipun telah mengganggu usaha masyarakat sekitar lokasi wisata pemandian Siraisan.

Sebelumnya menurut keterangan sejumlah pedagang di sekitar lokasi wisata pemandian, sangat merasakan dampak tambang ilegal yang beroperasi di hulu Sungai Barumun, hingga membuat pendapatan berkurang akibat pengunjung jauh berkurang.

(ATS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi