Korea Utara Umumkan Sedang Mendekati Akhir Krisis Covid-19

Korea Utara Umumkan Sedang Mendekati Akhir Krisis Covid-19
Orang-orang menonton TV yang menyiarkan laporan berita tentang wabah Covid-19 di Korea Utara di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, 17 Mei 2022. (Reuters/Kim Hong-Ji/Files)

Analisadaily.com, Seoul - Korea Utara khirnya meredakan krisis yang berasal dari wabah Covid-19 yang pertama kali diakui. Korea Utara mengatakan 99,98 persen dari 4,77 juta pasien demam sejak akhir April telah pulih sepenuhnya, tetapi karena kurangnya pengujian, Korea Utara belum merilis angka dari mereka yang terbukti positif.

"Kampanye anti-epidemi ditingkatkan untuk akhirnya meredakan krisis sepenuhnya. Korea Utara telah melaporkan 310 orang lagi dengan gejala demam," kata KCNA dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Senin (18/7).

Organisasi Kesehatan Dunia meragukan klaim Korea Utara, dengan mengatakan bulan lalu mereka yakin situasinya semakin buruk, bukan lebih baik, di tengah tidak adanya data independen. Deklarasi Korea Utara bisa menjadi awal untuk memulihkan perdagangan yang lama terhambat oleh pandemi.

"Di bawah tren saat ini, Korea Utara dapat mengumumkan dalam waktu kurang dari sebulan bahwa krisis COVID-19 telah berakhir dan itu bisa menjadi awal untuk melanjutkan perdagangan lintas batas," kata Direktur Institut Sejong Korea Utara, Cheong Seong-chang.

Seong-chang, yang berkantor di Korea Selatan itu mengatakan Utara menggunakan pandemi untuk memperketat kontrol sosial yang sudah ketat. Pyongyang menyalahkan wabahnya pada "hal-hal asing" di dekat perbatasannya dengan Selatan, mendesak rakyatnya untuk menghindari apa pun yang datang dari luar.

Kasus demam baru harian di Korea Utara yang dilaporkan oleh KCNA telah menurun sejak negara tertutup itu pertama kali mengakui pada pertengahan Mei bahwa mereka sedang berjuang melawan wabah Covid-19.

Kurangnya upaya vaksinasi publik, Korea Utara mengatakan sedang menjalankan pemeriksaan medis intensif secara nasional, dengan tes PCR harian pada air yang dikumpulkan di daerah perbatasan di antara langkah-langkah tersebut.

Korea Utara juga mengatakan telah mengembangkan metode baru untuk mendeteksi virus dan variannya dengan lebih baik, serta penyakit menular lainnya, seperti cacar monyet.

Klaim Korea Utara tentang "stabilitas anti-epidemi" datang ketika negara-negara Asia lainnya bergulat dengan gelombang infeksi baru. China melaporkan 691 kasus baru pada Sabtu dengan infeksi menular lokal pada puncaknya sejak 23 Mei.

Di negara tetangga Korea Selatan, infeksi Covid-19 harian melonjak pada hari Selasa di atas 40.000 untuk pertama kalinya dalam dua bulan, dengan pihak berwenang dan para ahli memperkirakan ratusan ribu kasus baru dalam beberapa minggu mendatang.

Jepang juga memperingatkan gelombang infeksi baru tampaknya menyebar dengan cepat, ketika Perdana Menteri Fumio Kishida menyerukan perhatian khusus menjelang liburan musim panas sekolah.

16.878 kasus baru di Tokyo pada hari Rabu adalah yang tertinggi sejak Februari, sementara penghitungan nasional naik di atas 90.000, dalam lonjakan infeksi baru-baru ini ke tingkat yang tidak terlihat sejak awal tahun ini.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi