Ketua Walubi Sumut Brilian Moktar dan rombongan tim memberikan bantuan air bersih kepada warga di beberapa desa di Pulau Samosir. (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Samosir - Situasi kekeringan di Pulau Samosir masih berlanjut. Sejumlah desa di wilayah pegunungan kesulitan air bersih. Melihat kondisi ini, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sumut dan beberapa organisasi sosial lainnya memperpanjang waktu pemberian air bersih hingga awal Agustus tahun ini.
“Awalnya kita memberikan bantuan air bersih ke berbagai dusun di beberapa kecamatan di wilayah pegunungan Pulau Samosir hanya 9 hari. Tapi, karena kemaraunya diperkirakan sampai Agustus, maka kita perpanjang waktu bantuan,” sebut Ketua Walubi Sumut Brilian Moktar SE MM MH, Rabu (27/7).
Dia menjelaskan, dari awal, Walubi Sumut turun memberikan bantuan bersama, fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Taruna Merah Putih, Gerakan Nelayan dan Tani Indonesia (Ganti) Sumut dan Perhimpunan Perempuan Indonesia Tionghoa (PINTI) Pusat dan PINTI Sumut.
“Awalnya, masyarakat di sana yang meminta bantuan. Karena, warga simpatisan PDIP, makanya beberapa fungsionaris ikut bersama-sama membantu. Walubi, dan beberapa organisasi sosial lainnya berbuat semata-mata menolong masyarakat,” sebut Ketua Taruna Merah Putih (TMP) Sumut ini.
Menurutnya, masyarakat di sana selama ini kerap dilanda kemarau sekitar bulan April hingga Agustus. Walaupun warga sudah mempersiapkan diri dengan membuat tampungan air hujan, namun stok air hujan tersebut habis pada Juli ini,” jelas mantan anggota DPRD Sumut dua periode ini.
Seandainya mereka tidak datang membantu, katanya, warga berupaya membeli air bersih dengan harganya yang mahal. Selain itu, mereka akan memanfaatkan mata air yang menjadi kubangan kerbau selama ini.
“Mereka akan turun ke lokasi mata air tempat kubangan kerbau. Jadi, mereka akan usir kerbau itu dan mengambil air di sana. Setelah itu, air disaring untuk kebutuhan rumah tangga,” ungkap Brilian.
Jadi, lanjutnya, kedatangan Walubi dan berbagai organisasi lainnya sangat membantu warga. Warga mengaku bersyukur atas bantuan air bersih siap minum yang diberikan.
Belum ada
Dia menambahkan, sejauh ini belum ada perhatian dari pemerintah bagaimana solusi permanen jika warga mengalami kemarau panjang. Sementara, bantuan Walubi dan lainnya hanya bersifat stimulan dan tidak berlangsung lama. Sementara, warga mengaku, hampir setiap tahun mereka mengalami kemarau panjang.
Salah satu cara untuk membantu, sebut Brilian, pemerintah pusat atua provinsi bisa membangun perusahaan daerah air minum (PDAM) untuk warga di sana. PDAM mengambil air danau dan menyalurkan kembali kepada warga menjadi air bersih.
“Warga sebenarnya sudah berupaya secara swasta membuat sumur bor. Tapi, sudah digali ratusan meter, mereka tak mendapatkan air bersih. Awalnya, kita berencana membuat sumur bor, tapi karena sulitnya medan penggalian untuk mendapatkan mata air, maka tidak jadi,” jelas Brilian lagi.
Sebenarnya, kata Brilian, menurut pengakuan warga, di tempat mereka ada tiga bak penampung air yang bisa menampung puluhan ribu liter air. Sebelumnya digunakan untuk keperluan pertanian warga. Bak itu dibangun kepada daerah sebelumnya. Hanya saja, bak itu tidak berfungsi lagi karena alasan ketiadaan dana untuk operasional membeli minyak.
Terlepas dari itu, kata Brilian lagi, pemerintah harus memikirkan solusi permanen bagi warga. Seandainya dibangun PDAM, walaupun break event point (BEV) lambat, tapi ini menyangkut kebutuhan asasi warga yang harus menjadi tanggungjawab pemerintah.
Brilian menambahkan, mereka bukan hanya membantu secara fisik dengan mendatangkan air bersih siap minum, tapi juga membantu lewat doa. "Saya dan tim dua hari meditasi minta hujan. Kita juga minta doakan semua umat agar hujan turun di Samosir agar warga lepas dari bencana kekeringan. Ada hujan, tapi intensitasnya masih sedikit," ujar Ketua Walubi ini.
Selain Brilian Moktar, mereka yang turun ke lapangan di antaranya Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon, Beng Ho Sani Wakil Ketua Bidang Sosial, Paimin, Siu Yong, Yenna, Sinta, Abdillah Wakil Ketua Bidang Sosial Taruna Merah Putih Sumut, serta Ketua Ganti Sumut Iwan Hartono Alam. Ada juga Wakil Ketua PINTI Pusat Fenny Goh dan Janice SE dari PINTI Sumut. “Kita ucapkan apresiasi kepada para relawan dari berbagai organisasi yang iktu bersama-sama membantu,” jelas Brilian.
(NAI/JG)