OJK Gencarkan Program Desaku Cakap Keuangan

OJK Gencarkan Program Desaku Cakap Keuangan
OJK Gencarkan Program Desaku Cakap Keuangan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Tanah Datar - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan literasi dan edukasi keuangan di desa-desa yang memiliki potensi ekonomi melalui program "Desaku Cakap Keuangan".

OJK melakukan Kick Off Generic Model Ekosistem Keuangan Inklusif di Kampuang Minang, Nagari Sumpur, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat Kamis (22/6).

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, Aman Santosa, dalam Media Gathering dan Press Tour Media Massa Nasional, Rabu malam (21/6) di Batu Sangkar, Tanah Datar Sumatera Barat mengungkapkan, saat ini masih terjadi jarak antara tingkat literasi dan inklusi keuangan di masyarakat Indonesia.

Bahkan terjadi kesenjangan yang sangat tinggi antara perkotaan dan perdesaan. Tingkat literasi keuangan saat ini sebesar 85 persen, sementara inklusi keuangan baru 49, 68 persen.

“Ada gap yang cukup besar antara inklusi dan literasi, walaupun banyak masyarakat yang berinvestasi dengan keuangan, dan banyak juga yang tidak mengerti bahwa itu inklusi,” kata Aman Santosa.

Menurutnya, gap tersebut terjadi di pedesaan dan perkotaan serta ada gap dari satu daerah dengan daerah lain. Namun gap antara desa dan kota cukup besar.

Karena itu, OJK ingin agar gap tersebut berkurang terutama di pedesaan. Salah satu yang dilakukan yakni program "Desaku Cakap Keuangan tahun 2023", dengan Generic Model (GM) Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di wilayah pedesaan.

"Program ini akan menjadi acuan bagi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dalam menciptakan inklusi keuangan di daerah. Saat ini ada 491 TPKAD dengan rincian 34 di tingkat provinsi dan 457 di tingkat kabupaten/ kota," paparnya.

Ditambahkannya, yang menjadi sasaran OJK sebagai generic model atau role model di desa wisata, karena desa wisata terdapat meningkatkan kepemilikan/penggunaan produk dan layanan keuangan di desa wisata. Apalagi pada tahun 2022 di Indonesia ada 3. 553 desa wisata.

“Ini perlu kolaborasi untuk meningkatkan inklusi di daerah. Banyak potensi di daerah yang bisa menjadi titik ekonomi baru di desa, salah satunya potensi wisata. Karena di desa wisata terdapat meningkatkan kepemilikan/penggunaan produk dan layanan keuangan di desa wisata,” paparnya.

(TRY/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi