Sebanyak 50 peserta khitanan massal di sekolah tersebut berlangsung sangat bersahabat, di mana para peserta tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut, pada Minggu (20/8).

Prof Ridha menyampaikan lima pesan moril kepada anak-anak yang baru saja dikhitan sebagai janji yang harus dijalani setelah mereka dewasa yang ditandai dengan proses khitanan.

"Janji kita yakni jadi anak soleh, jadi anak pintar, patuh kepada kedua orang tua, rajin shalat dan terakhir rajin ke mesjid," pesannya.

Prof Ridha juga tak pernah bosan mengajak masyarakat untuk ikut andil dalam Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI).

Selaku inisiator, Prof Ridha menegaskan jika Gadget Sehat adalah langkah nyata menyelamatkan generasi muda terkhusus generasi Muslim di Indonesia.

"Karena gerakan ini juga dilakukan oleh orang-orang mesjid. Latar belakang dasarnya adalah Surah An Nisa Ayat 9," katanya.

Yang mana dalam penggalan ayatnya dijelaskan, "Hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya," terangnya.

Menurut Prof Ridha, keturunan lemah itu yakni fisik, ilmu, akal, ekonomi dan moral.

"Penggunaan gadget yang salah akan menyebabkan rusaknya generasi. Di mana penggunaan gadget berlebih akan mengakibatkan saraf kejepit di leher yang akan berdampak kecacatan," ucapnya.

Untuk itu, Prof Ridha mengajak semua kalangan untuk ikut mendukung Gerakan Gadget Sehat dalam menciptakan generasi emas yang berkualitas.

Sementara itu, Direktur Pengawas Yayasan Nur Ihsan, Sulkarnain mengharapkan kegiatan khitanan massal ini menjadi sumbangsih bagi umat Islam.

"Kami mohon dukungan dari semua pihak agar ke depannya kami bisa berbuat yang lebih baik lagi," ujar Sulkarnain.

Kegiatan khitanan massal itu juga turut dihadiri Sekretaris PD Mathla'ul Anwar Kota Medan, Islahuddin.

(JW/CSP)