Daerah di Tiongkok Tawarkan 'Uang Tunai' Bagi Pengantin Wanita Berusia 25 Tahun ke Bawah

Daerah di Tiongkok Tawarkan 'Uang Tunai' Bagi Pengantin Wanita Berusia 25 Tahun ke Bawah
Sepasang suami istri baru berpose untuk berfoto pada Hari Valentine di kantor pencatatan pernikahan di Hangzhou, provinsi Zhejiang, Tiongkok 14 Februari 2023. (REUTERS)

Analisadaily.com, Hong Kong - Sebuah daerah di Tiongkok timur menawarkan "hadiah" kepada pasangan sebesar 1.000 yuan ($137) jika pengantin wanita berusia 25 tahun atau lebih muda, langkah terbaru untuk memberi insentif kepada kaum muda agar menikah di tengah meningkatnya kekhawatiran atas virus corona, dimana angka kelahiran yang menurun.

Pemberitahuan tersebut, yang dipublikasikan di akun resmi WeChat di wilayah Changshan pekan lalu, melansir Reuters, Selasa (29/8/2023) mengatakan bahwa hadiah tersebut adalah untuk mempromosikan “pernikahan sesuai usia dan memiliki anak” untuk pernikahan pertama. Hal ini juga mencakup serangkaian subsidi perawatan anak, kesuburan dan pendidikan bagi pasangan yang memiliki anak.

Khawatir dengan penurunan populasi pertama di Tiongkok dalam enam dekade dan populasi penuaan yang cepat, pihak berwenang segera mencoba serangkaian langkah untuk meningkatkan angka kelahiran termasuk insentif keuangan dan peningkatan fasilitas penitipan anak.

Batasan usia resmi untuk menikah di Tiongkok adalah 22 tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk perempuan, namun jumlah pasangan yang menikah telah menurun. Hal ini telah menurunkan angka kelahiran karena kebijakan resmi yang mempersulit perempuan lajang untuk memiliki anak.

Tingkat pernikahan mencapai rekor terendah pada tahun 2022 yaitu 6,8 juta, terendah sejak tahun 1986, menurut data pemerintah yang dirilis pada bulan Juni. Jumlah pernikahan tahun lalu berkurang 800.000 dibandingkan tahun 2021.

Tingkat kesuburan di Tiongkok, yang merupakan salah satu yang terendah di dunia, diperkirakan turun ke rekor terendah 1,09 pada tahun 2022, menurut laporan media pemerintah.

Biaya penitipan anak yang tinggi dan keharusan berhenti berkarier telah membuat banyak perempuan enggan mempunyai anak lagi atau bahkan tidak punya anak sama sekali. Diskriminasi gender dan stereotip tradisional mengenai perempuan yang mengasuh anak masih tersebar luas di seluruh negeri.

Kepercayaan konsumen yang rendah dan meningkatnya kekhawatiran terhadap kesehatan perekonomian Tiongkok juga merupakan faktor utama yang disebutkan oleh anak muda Tiongkok karena tidak ingin menikah dan memiliki anak.

(DEL)

Baca Juga

Rekomendasi