PLN UID Sumut-BMM diabadikan beberapa waktu lalu (Analisa/istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang- Selain Desa Berdaya, PLN UID Sumut bersama Baitumaal Muamalat (BMM) juga menyasar millenial untuk mengembangkan program pemberdayaan. Seperti halnya program Bina Ternak Cahaya yang melibatkan sepuluh anak muda Kelurahan Tunggurono, Binjai.
Dengan memberikan bantuan 162 ekor bibit domba, PLN UID Sumut membangun beberapa prasarana pendukung Program Bina Ternak PLN seperti adanya prasarana Rumah Potong Hewan (RPH), juga dilengkapi dengan adanya gudang pakan, gudang kompos, dan juga kandang.
“Program TJSL sendiri bagi PLN bertujuan mendukung kegiatan ekonomi produktif untuk masyarakat yang dalam hal ini kalangan millennial, dan tentunya dengan hadirnya Bina Ternak bisa membuka lapangan kerja,” jelas Arief Rahman Hakim selaku Manager PLN UP3 Binjai, melalui rilis yang diterima, Minggu (15/10/2023).
Miftah Farid, mahasiswa peternakan semester akhir di salah satu universitas swasta di Medan inipun merasa bersyukur karena ada kepedulian kepada milennial di bidang peternakan. “Bagi kami, amanah yang diberikan oleh PLN UID Sumut ini menjadi wadah kami untuk membuktikan bahwasanya milenial itu bisa berkembang dan berdaya. Saya dan kawan-kawan biarpun masih kuliah, tapi kami sudah pelan-pelan belajar bisnis domba. Dengan adanya dukungan penuh dari PLN ini tentunya menjadi kesempatan kami untuk menunjang kesuksesan dalam pembinaan ternak,” jelas Farid.
Budi Syahputra menjelaskan, program ini dihadirkan untuk melahirkan peternak-peternak muda yang menginspirasi. “Tentunya kami berharap program ini bisa diduplikasi di kelompok masyarakat lainnya. Saat ini kami meletakan pendamping-pendamping yang expertis di bidangnya, untuk menjadi mereka yang saat ini mendapatkan manfaatnya, kedepannya juga bisa menjadi expertis selanjutnya untuk kelompok lainnya,” ungkap Budi selalu Kepala Perwakilan BMM Sumut
Apresiasi pun bergulir dari pemerintahan Kota Binjai yang siap mendukung Program Bina Ternak PLN. “Saya sangat mengapresiasi dan mendukung adanya ini. Hadirnya program ini bisa nambah pendapat usaha bagi peternak-peternak yang ada di lingkungan ini khususnya dan bisa jadi pemasok daging untuk kota Binjai tentunya. Kami juga siap mendukung dalam memberikan amunisi kesehatan agar domba-domba yang dirawat ini sehat dan penunjang bahan pakan untuk hewan,” ujar Joko Waskitono selaku Asisten 2 Wali Kota Binjai.
Dalam membangun desa yang unggul maka penerapan konsep pentahelix sangat diperlukan. Adapun peran pentahelix ini diisi oleh pemerintahan desa, masyarakat, media masa, pelaku usaha, NGO (Non Government Organazation) dan akademisi. Lima peran ini memiliki peran dalam hal pengembangan program pemberdayaan di sebuah program.
Budi Syahputra menjelaskan untuk keberhasilan program yang digagas maka diperlukan kolaborasi dengan konsep pentahelix. “Kesuksesan akan suatu program tidak bisa lagi hanya di klaim atas inisiasi satu atau dua aktor saja. Kesuksesan suatu program saat ini harus melibatkan lima unsur tersebut,” jelas Budi.
BMM sebagai lembaga filantropi yang beregerak di program-program berbasis masyarakat, menerapkan pentahelix agar terbangunnya kesadaran dari seluruh aktor, bahwa perubahan bisa terjadi dan berlangsung lebih lama dengan adanya sirkulasi antar pihak yang saling mendukung.
(NS/BR)