Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Langkat, banjir bandang diduga disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi di hulu sungai sejak Senin (13/11) di Kecamatan Bahorok, menyebabkan air sungai meluap.

Luapan air sungai yang bercampur dengan lumpur dan potongan kayu balok dari hulu sungai itu, menyebabkan sejumlah bangunan yang ada di sepanjang sungai kawasan wisata Batu Katu terdampak banjir.

Bahkan luapan air sungai mencapai kepemukiman penduduk di sekitar kawasan wisata dan memaksa puluhan kepala keluarga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Meski banjir bandang tidak menyebabkan adanya korban jiwa, namun satu jembatan penghubung Desa Batu Jonjong dan Desa Lau Damak serta Ujung Bandar hanyut terbawa arus sungai.

Hanyutnya jembatan tidak hanya menyebabkan terputusnya saranabtransportasi darat, bahkan menyebabkan lebih dari 1000 kepala keluarga terdampak di 3 desa itu.

Ketua Tim Reaks Cepat (TRC) BPBD Langkat, Ansyari menyebutkan, selain kawasan wisata Batu Katak yang terdampak banjir, Sungai Wampu yang ada di Kecamatan Bahorok juga meluap hingga merubuhkan satu jembatan gantung yang ada di Desa Kuta Gajah, Kecamatan Kutambaru.

Hanyut ya jembatan gantung dan jembatan besi dampak dari meluapnya air sungai di Kecamatan Bahorok itu diduga disebabkan hantaman kayu gelondongan yang hanyut terbawa banjir bandang. Banyaknya kayu gelondongan yang hanyut saat terjadinya banjir diduga dampak masih adanya aksi illegal logging di kawasan hutan TNGL di Kecamatan Bahorok.

Untuk membantu warga yang terdampak banjir bandang di Desa Batu Jonjong, BPBD Langkat beserta Muspika Kecamatan Bahorok, menyerahkan bantuan pangan dan peralatan selimut serta memasak.

(ALS/RZD)