Pedagang Pakkat Bakar Raup Untung di bulan Ramadan

Pedagang Pakkat Bakar Raup Untung di bulan Ramadan
Pedagang pakkat bakar di Rantauprapat. (Analisadaily/Fajar)

Analisadaily.com, Labuhanbatu - Dua pekan memasuki Ramadan 1446 H/2025, penjualan pakkat bakar di salah satu lapak pedagang di Jalan A. Yani, Rantauprapat, Labuhanbatu, Sumatera Utara, mencapai 500 batang atau sekitar 5 ikat per hari.

Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan hari-hari biasa di luar bulan Ramadan. Meski memiliki rasa pahit, pakkat justru membawa keuntungan manis bagi para pedagang. Namun, jika dibandingkan dengan Ramadan tahun lalu, terjadi penurunan dalam grafik penjualan.

"Kalau Ramadan tahun 2024 lalu, biasa 600-700 batang perhari. Menurun 2 ikat pakkat bakar," kata penjual Pakkat di jalan A Yani depan Bank Mandiri Rantauprapat, Agus Harahap, Jumat (14/3/2025).

Ditemui di lapak dagangannya dia menuturkan, batang rotan muda atau disebut Pakkat itu dia beli dari warga. Pakkat mentah, mereka dapat dari pengumpul yang datang dari Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

"Didatangkan dari Desa Sisumut, Labusel. Pakkat dicari dari tepian sungai Barumun," imbuhnya.

Dia menjual pakkat bakar dengan banderol rata-rata dua batang seharga Rp5.000.
Selain pakkat, dia juga menjual bumbu makanan tradisional lain seperti, bumbu ayang, bumbu holat, dan bumbu pakkat.

"Harga bumbu Rp5000 per bungkus," jelasnya.

Sedangkan Ikan asap atau ikan sale, dia menjual sesuai ukuran dan jenis ikan. Misalkan, ikan asap Nila ukuran besar dibandrol dengan harga Rp45 ribu. Ukuran sedang dan kecil Rp40 ribu - Rp20 ribu.
Untuk ikan sale Baung besar seharga Rp70-75 ribu. Dan ukuran kecil seharga Rp50 ribu.

Sementara itu, salah satu warga Rantauparapat, Kurnia mengakui sering menghidangkan pakkat sebagai menu berbuka puasa. Rasanya yang sedikit pahit cocok menjadi lalapan dan menambah selera makan saat berbuka puasa.

"Memang suka. Enak untuk santapan berbuka puasa. Maklumlah lidah orang kampung," ujarnya. (MAG2)

(DEL)

Baca Juga

Rekomendasi