Warga Tanah Pinem Mengungsi Terdampak Pergeseran Tanah

Warga Tanah Pinem Mengungsi Terdampak Pergeseran Tanah
Bupati Dairi Eddy Kelleng Ate Berutu (belakangi lensa) didampingi Kepala BPBD Bahagia Ginting mencermati paparan tim Badan Geologi Kementerian ESDM terkait fenomena sinkhole (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily (Sidikalang) - Sebanyak 15 jiwa penduduk dari 4 kepala keluarga Dusun Kuta Nangka Kempawa Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi terpaksa mengungsi.

Tiga rumah di kawasan permukiman itu terdampak pergeseran tanah atau disebut sinkhole. Permukaan tanah roboh dan berubah menjadi lubang berkedalaman 3-7 meter. Takut risiko lebih jauh, penghuni memilih mengungsi ke kediaman di sekitarnya.

Selain itu, rumah ibadah GBKP tak bisa digunakan lantaran lantai ambruk. Konstruksi gereja dimulai tahun 2017 dan fisik sudah 80 persen. Berdasarkan masukan dari pakar geologi, Jonathan Tarigan, gereja itu jangan difungsikan.

Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bahagia Ginting dan Kasubbdig Mitigasi Wilayah Barat pada Badan Geologi Kementerian ESDM, Sumaryono dan rekan usai melaporkan kondisi lapangan kepada Bupati, Eddy Kelleng Ate Berutu di Sidikalang, Jumat (29/11).

Atas peristiwa itu, Bahagia menyebut, akan intensif menyosialisasikan terkait fenomena alam dimaksud khususnya langkah antisipasi. Di antaranya, jangan membiarkan genangan air.

Kasus tersebut telah dilapor ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pihaknya juga minta bantuan demi meringankan beban pemilik rumah. Kerugian ditaksir Rp400 juta lebih.

Sumaryono menjelaskan, sinkhole disebabkan perubahan strukrur batu gamping di bawah permukaan tanah. Saat hujan deras mengguyur, air merembes lalu membuat bebatuan lunak. Selanjutnya, tanah roboh. Fenomena alam itu terjadi pada permukaan tanah cekung.

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah sinkhole mencapai 9 lokasi. Tujuh titik di kawasan perladangan, 2 di permukiman dan 1 lagi menerpa gereja. Diperlukan saluran drainase agar kejadian tidak teruang. Kalau curah hujan tinggi dan air dibiarkan tergenang, lubang berpotensi muncul.

Ditambahkan, sinkhole sebenarnya pernah terjadi 40 tahun silam. Hanya saja areanya di perladangan sehingga tidak terlau dicemaskan.

(SSR/JG)

Baca Juga

Rekomendasi