Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (bwf badminton)
Analisadaily - Setelah berbulan-bulan berpasangan untuk mendapatkan gelar besar, yang ditunggu-tunggu Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pun akhirnya tiba pada bulan Oktober 2019.
Ketika pasangan Indonesia ini menemukan alur permainannya, mereka mendapat gelar bukan hanya satu, tetapi dua gelar dalam dua pekan berturut-turut, yaitu Denmark Terbuka dan Perancis Terbuka.
Selama musim yang sebagian besar didominasi ganda campuran China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping, Jordan dan Oktavianti mengangkat level untuk dekat kepada para penguasa panggung itu.
Dilansir dari
Bwfworldtourfinals.bwfbadminton, Rabu (4/12), yang patut diperhatikan tentang kinerja mereka di Eropa adalah saat mengalahkan Zheng/Huang dan Wang/Huang di dua final.
Setelah kalah di empat final tahun ini, itu adalah pernyataan yang kuat oleh pasangan Indonesia, bahwa mereka tidak akan diturunkan.
“Jika kita melihat dari awal tahun hingga Prancis Terbuka, kami memasuki tingkat final yang berbeda, di antaranya Super 300, 500 dan 750. Final di Denmark dan Perancis kebetulan puncak kami dan memberi kami terobosan,” kata Praveen.
Namun apakah mengalahkan Zheng dan Huang di perempat final Denmark Terbuka, setelah enam kekalahan beruntun, terbukti menjadi hal yang sedang dinanti-nanti?
"Semua ini adalah bagian dari proses perbaikan. Jika Anda melihat kembali ke All England, kami sebenarnya sangat dekat untuk mengalahkan Zheng/Huang. Pertandingan kami sebelumnya selalu kalah, jadi itu kemajuan bagi kami,” tambahnya.
“Pada awal tahun, kami bertemu Wang /Huang tiga kali, tapi kalah. Kami menemukan puncaknya pada bulan Oktober dan berhasil berkinerja baik. Sangat sulit mengalahkan mereka, tetapi kami juga ingin memiliki gelar dan tidak puas dengan finis di final,” ucapnya.
Jordan dan Oktavianti baru tahun kedua mereka bersama. Jordan sebelumnya memiliki tugas yang cukup berhasil dengan Debby Susanto. Sementara Oktavianti pernah gonta ganti pasangan, Ronald Alexander, dan Alian Eko Prasetya.
Di awal kemitraan mereka yang dimulai pada 2018, Jordan/Oktavianti menjadi runner-up di India Open dan menyelesaikan musim di peringkat No.15. Mereka telah melanjutkan lintasan ke atas musim ini, menembus ke 5 besar.
"Kami pikir 'klik' dalam kemitraan itu penting. Inti dari kemitraan sudah ada; ada elemen kecil yang penting karena kami bermain ganda, seperti semangat tim dan komunikasi,” ujarnya Melati.
“Selama kita memiliki komunikasi yang baik dan saling mendukung, segalanya pasti akan berhasil. Kami menemukan formula yang tepat. Menjadi juara sekarang, kami tahu bagaimana mempersiapkan diri lebih baik, percaya diri, dan tidak membiarkan ego saling bertemu,” tutupnya.
(CSP)