Foto: Jejak Kejayaan Sriwijaya

Foto: Jejak Kejayaan Sriwijaya
Kawasan Candi Bahal I dengan luas areal sekitar 3.000 meter persegi dengan pagar bata merah dengan tinggi sekitar 60 cm mengelilingi candi yang terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumut. (Analisadaily/Ferdy)

Analisadaily - Bila candi-candi yang ada di Pulau Jawa dibangun dari bebatuan andesit dan lainnya, tapi beda dengan candi-candi yang ada di pulau Sumatera. Seperti di Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara dimana candi-candi yang ada dibangun dari bata merah.

Seperti candi yang berada di Sumut tepatnya di Kabupaten Padang Lawas Utara. Terdapat puluhan candi baik yang sedang dipugar maupun yang telah selesai seperti Candi Bahal atau masyarakat setempat menyebutnya Candi Portibi atau Candi Biaro. Franz Junghun seorang geolog Belanda adalah orang pertama yang berjasa atas temuan harta tak ternilai di kawasan ini pada tahun 1846. Hingga E.J Brill di Leiden tahun 1936 menerbitkan laporan berjudul Oudhekundige Vondsten in Padang Lawas dan Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional mengawali penelitia di kawasan ini pada tahun 1952.

Para pakar menyebutkan bah­wa candi ini terkait dengan Kerajaan Pannai yang me­rupakan eksistensi ke­jayaan Kerajaan Sriwi­jaya dan diperkirakan di­bangun pada abad ke se­belas.

Candi Bahal terbagi men­jadi tiga bangunan candi bernama Candi Bahal I, II, dan III yang masing-masing terpisah dengan jarak sekitar 500 meter. Dimana setiap candi memiliki bangunan utama yang keseluruhan ter­buat dari bata merah , kecuali ar­ca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Masing-ma­sing kompleks candi juga di­kelilingi oleh pagar bata me­rah setinggi 60 cm dan gapu­ra. Arca-arca batu se­bagai pe­lengkap candi seperti ma­kara, arrca singa, dan lapik arca dapat ditemukan di lo­kasi.

Candi Bahal I merupakan candi yang terbesar dalam komplek candi ini dengan luas pelataran sekitar 3.000 meter persegi. Pintu masuknya candi hingga tangga pada bangunan utama menghadap ke sisi Timur. Sepanjang sisi candi juga terdapat pahatan berbentuk orang dalam berbagai posisi. Candi Bahal II bangunan utamanya lebih kecil dibandingkan Bahal I dan Bahal III merupakan candi yang terkecil bangunan utamanya dan berada disekitar areal persawahan warga. Jadi bila ditarik garis lurus ketiga candi ini berada dalam garis yang sama dengan menghadap ke arah Timur.

Pada Candi Bahal II pernah ditemukan sebuah Arca Heruka yaitu Arca Demonis yang merujudkan tokoh pantheon agama Buddha aliran Mahayanan sekte Vajrayana atau Tantrayana. Hingga kini sejumlah umat Buddha kerap melaksanakan upacara atau sembahyang di koplek Candi Bahal terutama disaat perayaan Hari Waisak tiba.

Candi Bahal salah satu bangunan bersejarah yang tak ternilai harganya, jadi mari kita kunjungi, lindungi, dan lestarikan cagar budaya Indonesia.

Penulis:  Ferdy Siregar
Editor:  Junaidi Gandy

Baca Juga

Rekomendasi