ACT menurunkan tim untuk membantu bencana di Tapanuli Tengah (Analisadaily/Jafar Wijaya)
Analisadaily.com, Medan - Peristiwa banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pada Selasa (28/1) kemarin meninggalkan duka bagi masyarakat Sumatera Utara (Sumut). Delapan (8) orang meninggal dunia dan sejumlah lainnya dilaporkan hilang.
Selain itu, ratusan rumah penduduk mengalami kerusakan, ambruk, bahkan ada yang hanyut. Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumut, Fadhli Septavianra, memerintahkan kepada Ketua MRI Sumut, Ali Sahniur, berkoordinasi dengan staf Program ACT dan pengurus MRI di wilayah Tapteng untuk mengirim tim relawan Tanggap Bencana.
Fadhli mengatakan, setelah 2 orang tim pertama yang diturunkan beberapa menit terjadinya banjir kemarin, ACT Sumut kembali menurunkan 3 orang relawan terbaiknya ke lokasi, untuk membantu tim pertama yang sudah tiba terlebih dahulu.
"Tim pertama dan kedua ini merupakan tim khusus emergensi, yang bertugas membantu petugas serta relawan tanggap bencana lainnya, termasuk BPBD," katanya, Sabtu (1/2).
Fadhli juga menjelaskan, tim yang dari Tapsel ini merupakan tim ketiga yang sudah disiapkan oleh ACT Sumut. Nantinya, ketiga tim yang diturunkan akan saling berkoordinasi di lapangan, termasuk mengenai pembagian tugas.
"Di lokasi bencana memiliki peran masing-masing, selain ditugaskan dalam bantuan darurat dan distribusi paket pangan dan obat-obatan, juga akan dititikberatkan pada pelayanan posko atau dapur umum, serta pelayanan trauma healing untuk anak-anak penyintas banjir," jelasnya.
Fadhli berharap doa dan bantuan dari para dermawan yang ada di Sumut.
"Saat ini masyarakat Barus yang menjadi korban banjir, benar-benar sangat membutuhkan kedermawanan kita semua," ucapnya.
Banjir dan tanah longsor tersebut kali ini cukup dahsyat, di mana beberapa desa seperti Desa Kampung Mudik yang terendam banjir setinggi 2 meter, Desa Pasar terkena luapan air Sungai Aek Sirahar mengakibatkan banjir dan terendamnya pemukiman setinggi 2,5 meter.
Desa Bungo Tanjung terendam banjir setinggi 2 meter, Desa Kinali terendam Banjir setinggi 2 meter, Desa Ujung Batu terendam banjir setinggi 2 meter, Kelurahan Batu Gerigis terendam banjir setinggi 2 meter, dan Kelurahan Padang Masiang terendam banjir setinggi 2 meter.
Terhitung ada sekitar 700 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya terendam banjir, dan ini tentunya menyisakan kerusakan yang tidak sedikit, beberapa jalur atau akses distirbusi pangan terganggu.
"Untuk itu bantuan donasi benar-benar sangat dibutuhkan saat ini, setidak-tidaknya untuk memenuhi kebutuhan pangan di dapur umum nantinya," tambah Fadhli.
(JW/RZD)