Ekspor Pertanian Sumatera Utara Naik 23 Persen

Ekspor Pertanian Sumatera Utara Naik 23 Persen
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo, melepas ekspor 28 komoditas pertanian Sumatera Utara ke- 28 negara. (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo, melepas ekspor 28 komoditas pertanian Sumatera Utara ke- 28 negara. Total nilai komoditas yang diekspor sebesar Rp 79. 6 miliar.

Adapun barang yang diekspor terdiri dari sektor perkebunan, hortikultura, peternakan, tanaman pangan dan juga komoditas kehutanan.

Salah satu komoditas yang paling banyak diminati yakni ekspor biji kopi. Totalnya 290.7 ton dengan nilai uang Rp 21.3 miliar, dan itu akan di ekspor ke-9 negara di dunia.

"Mulai Jerman, Amerika, Kanada, Singapore Korea Selatan dan negara lainnya," kata Syahrul, Kamis (20/2).

"Kedepan, saya akan bawa juga kopi Sumut dalam acara satu hari minum kopi gratis di 11 negara. Untuk tingkatkan volume ekspor dan memperluas akses pasar," sambungnya.

Hasil ekspor pertanian di Sumut juga mengalami peningkatan 23.7 persen. "Thun 2018 ekspor komoditas dari sini Rp 26.6 triliun dan meningkat 2019 dengan nilai Rp32.2 triliun. Ini menjadi indikator pembangunan pertanian sudah on the track, pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor," ungkapnya.

Selain itu, masih kata dia, ekspor pertanian merupakan suatu yang menjanjikan setiap saat. Karena dibutuhkan di seluruh dunia terkait dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Hasil-hasil pertanian dari komoditi dari negara tropis diminati semua negara yang ada di dunia. Oleh karena itu, hari ini Sumatera Utara dengan kekuatan yang ada mampu melakukan ekspor, termasuk di antaranya sarang burung walet yang masuk ke Ghuangzou, China.

“Itu berarti dalam situasi apapun kebutuhan dunia terhadap komoditi-komoditi Indonesia dari seluruh Sabang sampai Marauke selalu diminati dan semua negara membutuhkan kita," tambahnya.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan, ke-28 komoditas pertanian dibagi ke beberapa kelompok ekspor.

Perkebunan: ampas, sarang barang walet, sawit, cengkeh, eucalyptus sawn timber, karet lembaran dan lempengan, kayu karet, kulit kayu manis, kelapa parut, kemiri, lidi, minyak sawit, daun nipah, pinang biji minyak kelapa mentah, kopi instan dan kopi.

"Totalnya 4.033 ton, nilainya Rp 71.3 miliar," ujar Ali Jamil.

Holtikultura: durian pasta dan bibit tanaman hias. "Total volumenya 12.3 ton, senilai Rp 1.2 milyar," ucapnya.

Tanaman pangan: ubi jalar beku, dengan berat 11.5 ton senilai 436.2 juta.

Perternakan: lipan dan sarang barang walet yang beratnya 1 ton dengan niali Rp 1.2 miliar.

Non pertanian: kayu oak putih dengan total 149.729.3 meter kubik senilai Rp 598.9 juta.

Sesuai peran sebagai otoritas karantina, seluruh produk pertanian yang diekspor sehat, aman dan memiliki daya saing di pasar global.

"Sebagai fasilitator perdagangan kami melakukan serangkaian tindakan karantina untuk memastikan komoditas pertanian ekspor Sumut memenuhi persyaratan teknis internasional atau Sanitary and Phyosanitary (SPS) Measures," tambahnya.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi