Kepada Analisadaily.com, Minggu (12/7) Mardohar menjelaskan, memang dalam Perwal No. 27 Tahun 2020 dinyatakan sebaiknya lockdown selama 14 hari.

"Namun kami melihat dan mengkaji untuk saat ini USU tidak perlu. Ini berkaitan juga masih bermanfaatnya aktivitas di kampus untuk kepentinga masyarakat banyak," tegasnya.

Selain itu, Perwal juga sifatnya tidak terlalu mengikat, sehingga atas berbagai pertimbangan meski tak dilakukan lockdown, USU tidak dianggap melanggar Perwal dimaksud.

Terkait posiifnya Rektor dan Wakil Rektor I USU, ia juga menegaskan pihaknya telah proaktif melakukan tracing.

"Semua pejabat juga sudah dilakukan swab, dan hasilnya sejauh ini negatif," katanya.

Kepemimpinan USU yang kolektif juga menjadi dasar pertimbangan mengapa USU tidak dikosongkan.

"Masih ada tiga lagi wakil rektor yang mampu menjalankan tugas dan fungsinya. Kepempinan rektorat kan kolektif, sehingga aktivitas tidak lumpuh dan masih bisa berjalan," jelasnya.

GTPP Covid-19 Medan sendiri saat ini mengimbau USU untuk melakukan protokol kesehatan yang ketat dan melakukan penyemprotan disinfektan.

Terkait tracing, pihaknya juga terus mendeteksi siapa-siapa yang dalam minggu-minggu terakhir berdekatan dengan Rektor USU dan Wakil Rektor I.

"Ada juga Bupati Deliserdang, kita sudah koordinasi dengan GTPP Deliserdang. Mereka sudah tahu dan bupati juga masih sehat-sehat," jelasnya.

Kepala Kantor Humas Protokoler dan Promosi USU Elvi Sumanti juga menegaskan sejauh ini belum ada surat edaran terbaru dalam menyikapi situasi terkini.

"Sehingga dapat disimpulkan, aktivitas di USU berjalan sebagaimana biasa. UTBK SBMPTN juga akan tetap digelar sesuai jadwal," ujarnya.

(BR)