Australia Minta Facebook dan Google Bayar Konten Berita

Australia Minta Facebook dan Google Bayar Konten Berita
Ilustrasi (The Guardian)

Analisadaily.com, Melbourne - Facebook dan Google diminta membayar konten berita yang disediakan perusahaan media oleh Australia. Terkait kebijakan ini, Australia akan menjadi negara pertama dengan menerapkan sistem royalti.

"Ini tentang keadilan untuk bisnis media berita Australia, memastikan kami telah meningkatkan persaingan, meningkatkan perlindungan konsumen, dan lanskap media yang berkelanjutan," kata Menteri Keuangan Australia, Josh Frydenberg, kepada wartawan di Melbourne, dilansir dari Detik.com, mengutip Reuters, Sabtu (1/8).

Pemerintah Australia akhir tahun lalu meminta Facebook dan Google untuk menegosiasikan kesepakatan dengan perusahaan media dalam menggunakan konten berita mereka. Hal ini menyusul pertanyaan tentang keadaan pasar media dan kekuatan platform AS.

Namun, pembicaraan itu tidak berhasil, dan Canberra sekarang mengatakan jika sebuah perjanjian tidak dapat dicapai melalui arbitrase dalam waktu 45 hari, Otoritas Media dan Komunikasi Australia akan menetapkan persyaratan yang mengikat secara hukum atas nama pemerintah.

Google mengatakan peraturan itu mengabaikan 'miliaran klik' yang dikirimkannya ke penerbit berita Australia setiap tahun.

"Tindakan ini memberikan pesan mengkhawatirkan terhadap bisnis dan investor. Pemerintah Australia akan melakukan intervensi dibandingkan membiarkan pasar bekerja," kata Direktur Pelaksana Google Australia dan Selandia Baru, Mel Silva, dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan media termasuk News Corp Australia, salah satu unit Rupert Murdoch's News Corp (NWSA.O), melobi keras pemerintah untuk memaksa perusahaan AS agar terlibat dalam meja perundingan di tengah berkurangnya pendapatan iklan.

"Sementara negara-negara lain masih berbicara tentang perilaku raksasa teknologi yang tidak adil dan merusak, pemerintah Australia mengambil tindakan pertama di dunia," kata Ketua Eksekutif News Corp Australia, Michael Miller.

Sebuah studi tahun 2019 memperkirakan sekitar 3.000 pekerjaan jurnalis telah hilang di Australia dalam 10 tahun terakhir, ketika perusahaan media tradisional mencurahkan pendapatan iklan ke Google dan Facebook yang tidak membayar apa pun untuk konten berita.

Penerbit di Jerman, Prancis, dan Spanyol telah berupaya untuk meloloskan undang-undang hak cipta nasional yang memaksa Google membayar biaya lisensi ketika menerbitkan potongan artikel berita mereka.

Pada tahun 2019, Google berhenti menampilkan cuplikan berita dari penerbit Eropa tentang hasil pencarian untuk pengguna Prancis-nya, sementara penerbit berita terbesar Jerman, Axel Springer, mengizinkan mesin pencari untuk menjalankan cuplikan artikelnya setelah lalu lintas ke situsnya merosot.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi