Industri Penerbangan Terancam Bangkrut

Industri Penerbangan Terancam Bangkrut
Calon penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta,Tangerang, Banten, Kamis (9/7). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww)

Analisadaily.com, Jakarta - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, pandemi virus Corona mengancam kebangkrutan industri penerbangan, terutama maskapai.

“Pandemi masa suram bagi berbagai bisnis, termasuk transportasi. Transportasi dan logistik merupakan sektor terdalam yang mengalami masalah,” kata Budi dalam Webinar bertajuk “Adaptasi Kebiasaan Baru Bertransportasi Menuju Indonesia Maju” dilansir dari Antara, Selasa (11/8).

Budi menyebutkan transportasi udara mengalami kondisi terparah karena adanya pembatasan pergerakan penumpang, baik domestik maupun internasional, Adanya ketakutan penumpang akan tertular yang menyebabkan omzet turun 30-50 persen.

“Ini membuat ancaman bangkrut. Saya ambil contoh angkutan udara secara umum, pada pandemi di industri penerbangan nasional tampak moderat pada triwulan I dan turun tajam di bulan Maret, masuk triwulan II amat berat dan kita harapkan triwulan III makin baik,” papar Budi.

Ancaman kebangkrutan maskapai ini juga terjadi di sejumlah negara, seperti Virgin Australia dan Thai Airways yang meminta dana talangan kepada pemerintah agar bisa bertahan.

“Dua maskapai Eropa, Luthfansa dan Air France Prancis terancam gulung tikar. Kemudian Thai Airways lakukan penggantian operasi bulan ini karena lockdown di Thailand,” kata dia.

Sektor lain yang tak kalah terganggu, menurut dia, adalah sektor logistik yang basisnya adalah sektor transportasi.

“Dengan pemberhentian perusahaan penerbangan, biaya kargo pun meningkat dan ganggu sektor logistik,” kata Budi.

Kedua sektor itu, lanjutnya, berkontribusi ke pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi minus 5.32 persen.

Kemudian, lanjut dia, sektor pariwisata yang juga mengalami imbas dari pandemi Covid-19 ini, namun saat ini Bali mulai dibuka dan mulai bangkit.

Ia mengatakan, Indonesia bukan lah satu-satunya negara yang sangat terdampak perekonomiannya. Negara maju pun seperti Amerika Serikat juga menghadapi masaah yang sama.

“Kita tidak bisa menyerah maka harus move on dengan kegiatan terukur untuk dorong transportasi yang menjunjung protokol kesehatan,” kata Budi.

Penyesuaian pun banyak dilakukan, Budi menyebutkan, di antaranya pembelian tiket secara daring dan penerapan protokol kesehatan di masa normal baru ini.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi