Anggota MPR RI dr Sofyan Tan saat melakukan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Lapangan Perguruan Sultan Iskandar Muda, Medan Sunggal, Jumat (25/9). (Analisadaily/J Anto)
Analisadaily.com, Medan - Sebagai golongan terdidik, setiap alumni Perguruan Sultan Iskandar Muda dan para mahasiswa penerima beasiswa Program Indonesia Pintar (KIP) dan Bidik misi Jalur Aspirasi dr. Sofyan Tan harus terdorong untuk menjadi penebar perdamaian di tengah masyarakat Indonesia yang plural itu. Mereka juga harus memiliki rasa kepekaan sosial dan keadilan sosial.
Sofyan Tan menegaskan menjadi penebar perdamaian, sekarang ini sangat dibutuhkan mengingat makin merebaknya tindak intoleransi di tanah air. Sementara sebagai kaum terdidik mereka juga telah menjalani proses pendidikan yang telah mengajarkan nilai-nilai toleransi, cinta tanah air, kesetiakawanan sosial, demokrasi, cinta lingkungan, religiusitas, dsb. Mereka juga telah memraktekkan sendiri berbagai nilai itu lewat berbagai kegiatan ekstra kurikuler maupun kegiatan-kegiatan yang dirancang pihak sekolah dan yayasan yang bersifat lintas iman dan suku. "Menjadi penebar perdamaian juga memberi kontribusi penting untuk para investor," tambah Sofyan Tan. Jika dalam masyarakat tak muncul gejolak ekstrim, artinya masyarakat dapat hidup dengan damai, maka para investor, dari luar maupun daru dalam negri, akan bergairah menanamkan modal mereka. Saat pabrik-pabrik beroperasi dan perusahaan menjalankan manajemen mereka, maka dampaknya mereka yang tengah menganggur bisa memiliki pekerjaan. Ekonomi mereka terjamin. Ketidakpuasan atau protes terhadap pemerintah pun kehilangan legitimasinya. Dengan kata lain, Sofyan Tan menyebut investasi membutuhkan iklim yang kondusif atau damai, agar aktivitas usaha berjalan lancar. "Karena pesan saya, kelak setelah kalian menamatkan pendidikan kesarjanaan kalian, jadilah sarjana yang bisa menciptakan lapangan kerja," ujar Sofyan Tan. Balas Dendam Positif
Ia diharapkan memiliki bidang usaha produksi atau jasa yang bisa menyerap tenaga kerja. Dengan demikian mereka secara langsung telah membantu mengurangi kemiskinan. Menurut anggota MPR RI asal Sumut itu, itu dapat dibilang balas dendam positif. Jika sebelumnya saat mahasiswa mereka dibantu lewat subsidi negara kemiskinan, setelah selesai pendidikan, giliran mereka membantu warga yang tengah berkesusahan. Andaipun kelak mereka menjadi pejabat publik, ia berharap mereka menjadi pejabat publik yang melayani rakyat. Bukan mempersulit administrasi negara yang dibutuhkan rakyat. Saat ada yang mengurus ijin usaha jangan dipersulit. Menekuni profesi apapun, Sofyan Tan mengingatkan agar mereka tetap menegang teguh Pancasila.
"Dan teruslah menebar virus perdamaian, vrus kebinekaan," katanya.(JA)