Program Padat Karya dari Kotaku Bantu Ekonomi Masyarakat Toba

Program Padat Karya dari Kotaku Bantu Ekonomi Masyarakat Toba
Masyarakat mengerjakan rehabilitasi drainase di Keluragan Pasar Laguboti. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Toba - Di tengah resesi ekonomi yang semakin memburuk, Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dari Kementerian PUPR hadir untuk tetap membangun sikap optimis.

Program Kotaku Kabupaten Toba membuat program padat karya untuk membantu ekonomi masyarakat di tengah pandemi.

Askot Mandiri Kabupaten Toba Freddy S mengatakan, kegiatan padat karya yang dilaksanakan di masa pandemi membawa manfaat karena dikerjakan oleh masyarakat setempat.

"Seperti yang saat ini dilakukan di Kabupaten Toba tepatnya di Kelurahan Pasar Laguboti Kecamatan Laguboti serta Kelurahan Pasar Porsea, yakni program padat karya berupa rehabilitasi saluran drainase serta sanitasi," ujarnya dalam rilis yang diterima, Sabtu (21/11).

Ia menjelaskan, drainase banyak yang perlu diperbaiki di kedua kelurahan itu dan nantinya drainase dapat berfungsi dengan baik apabila sudah diperbaiki.

"Apalagi letak kedua lokasi sangat strategis. Dalam kegiatan ini, protokoler kesehatan juga dilaksanakan dan disiapkan juga alat pelindung diri kepada para pekerja. Kegiatan ini memang didesain untuk penataan permukiman kumuh dan juga memulihkan ekonomi di tengah pandemi covid-19 ini," ujarnya.

Ia menjelaskan, kegiatan itu yang mengerjakan masyarakat setempat yang terdampak Covid-19. Sehingga Pemerintah memastikan program ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan desain serta konsep dari Program Kotaku.

"Harapannya daya beli masyarakat akan meningkat. Dengan kegiatan ini roda perekonomian akan berputar khususnya di masa pandemi ini. Sementara untuk penyelesaiannya sekitar kurang lebih 3 bulan," tegasnya.

Melalui program padat karya itu, orang yang bekerja dibayar setiap minggunya bukan setiap bulan. Padat karya tunai (cash for work) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat khususnya yang miskin dan marginal yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah/ pendapatan, meningkatkan daya beli, mengurangi kemiskinan.

"Dengan skema padat karya dalam pelaksanaan Program Kotaku diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, dengan memberikan honorarium (upah) langsung tunai kepada tenaga kerja yang terlibat secara mingguan, sehingga dapat memperkuat daya beli masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi