Puncak Musim Hujan, BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem

Puncak Musim Hujan, BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem
Ilustrasi (AFP)

Analisadaily.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Oktober tahun lalu telah memprediksikan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari sampai Februari 2021.

"Saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 94 persen dari 342 zona musim telah memasuki musim hujan," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Rabu (13/1).

Dwikorita menjelaskan, saat ini hingga periode tujuh hari ke depan (12-18 Januari 2021) fenomena gelombang atmosfer ekuator Madden Julian Oscillation (MJO) sedang aktif di Samudera Hindia bagian timur yang dapat mensuplai masa uap air dan konvektifitas udara.

Kehadiran MJO dapat ber-superposisi dengan penguatan Monsun Asia yang ditandai semakin kuatnya aliran angin lintas ekuator di Selat Karimata.

Cuaca ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang serta tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik. Selain itu hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi juga membahayakan pelayaran dan penerbangan.

Sebagai upaya mitigasi, BMKG menyampaikan informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang.

Berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir adalah; sebagian besar Aceh, Sumatera Utara bagian timur laut, Kepulauan Riau, Solok Seatan - Sumatera Barat, Bungo -Jambi, OKU Sumatera Barat, Bangka-Belitung, Lampung bagian timur dan selatan, Banten bagian utara dan tengah, Jawa Barat bagian barat, tengah dan timur.

Kemudian Jawa Tengah bagian tengah dan barat timur serta wilayah pesisir utara, sebagian DIY, Jawa Timur bagian barat dan wilayah Tapal Kuda serta Madura, Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Selatan bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian tengah, Sulawesi Barat bagian tengah, Sulawesi Selatan bagian utara dan selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Papua Barat wilayah sekitar Teluk Bintuni, dan Papua bagian barat dan tengah juga diprediksikan berpotensi banjir.

Sementara banjir kategori tinggi dapat berpotensi terjadi di Kab. Dogiyai, Nabire dan Kabupaten Paniai, Provinsi Papua.

"Masyarakat dan pengelola pelayaran diminta untuk terus memonitor informasi BMKG guna selalu mewaspadai peringatan dini gelombang tinggi, khususnya pada tanggal 12-14 Januari 2021," papar Dwikorita.

BMKG memprediksi tinggi gelombang 2,5 - 4,0 meter (rough sea) berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Pulau Sabang, perairan Pulau Enggano - Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa, perairan timur Kep. Bintan-Kepulauan Lingga, perairan Kepulauan Talaud, perairan utara Pulau Bangka, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, serta Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat.

Sementara gelombang dengan ketinggian 4,0 - 6,0 meter (very rough sea) berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Anambas - Kepulauan Natuna, Laut Natuna, dan perairan utara Singkawang. Sedangkan tinggi gelombang lebih dari 6,0 meter (extrem sea) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.

Untuk cuaca penerbangan, berdasarkan analisis dan prediksi BMKG, saat ini secara umum masih berpotensi tinggi terjadinya pembentukan awan-awan Cumulonimbus (CB) yang dapat membahayakan penerbangan.

Potensi pembentukan awan CB tersebut terutama di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Samudera Hindia Selatan Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Papua.

"Oleh karena itu BMKG terus mengimbau masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan sektor transportasi, untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya terhadap cuaca signifikan atau potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di puncak musim hujan ini, demi mewujudkan keselamatan dalam layanan penerbangan," ujarnya.

Untuk mempercepat dan memperluas layanan informasi cuaca penerbangan, sejak 2018, BMKG menyampaikan update informasi prakiraan cuaca di seluruh bandara melalui aplikasi mobile phone Info BMKG, juga melalui layar-layar display cuaca di seluruh bandara.

Informasi dalam aplikasi Info BMKG tersebut meliputi informasi cuaca setiap jam hingga prediksi kondisi cuaca untuk 4 jam ke depan, sedangkan informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca untuk area maupun rute penerbangan seperti SIGWX (Significant weather Chart), SIGMET (Significant Meteorological Information) tersedia setiap hari selama 24 jam dan selalu diperbaharui empat kali setiap hari, atau diperbaharui setiap saat terindikasi ada potensi cuaca ekstreem. Seluruh informasi cuaca penerbangan dapat diakses dalam laman aviation.bmkg.go.id.

Demikian pula seluruh Informasi cuaca baik prediksi dan peringatan dini cuaca ekstrem, prediksi gelombang tinggi dan prakiraan/prediksi cuaca untuk penerbangan disampaikan dan diupdate rutin melalui aplikasi mobile phone Info BMKG.

Dalam rangka mendukung kegiatan pencarian dan pertolongan korban Sriwijaya Air SJ 182, BMKG telah berperan aktif dalam Posko SAR dengan mempersiapkan informasi analisis dan prakiraan cuaca khusus di wilayah pencarian korban. Informasi analisis dan prediksi cuaca diberikan secara rutin dan berkala ke stakholder terkait.

"Masyarakat dan semua pihak diminta untuk terus memonitor pemutakhiran informasi tersebut agar dapat lebih waspada dan memitigasi berbagai risiko yang dapat diakibatkan oleh kondisi cuaca," pungkas Dwikorita.

(TRY/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi