Murtaza, Penggemar Messi Sudah Bisa Kembali ke Rumah

Murtaza, Penggemar Messi Sudah Bisa Kembali ke Rumah
Murtaza Ahmadi bersama Lione Messi (Marca)

Analisadaily.com, Spanyol - Murtaza Ahmadi menjadi terkenal pada Januari 2016, ketika pada usia lima tahun, anak kecil asal Afghanistan menjadi subjek foto yang diunggah di Facebook oleh saudaranya, dengan mengenakan kantong plastik dengan nama Lionel Messi tertulis.

Ceritanya menghebohkan semua media dan mencapai kesadaran organisasi internasional, terlebih lagi Messi sendiri mendengarnya dan ada pertemuan antara pasangan, yang melihat pelukan, foto, dan kegembiraan.

Namun, dari situlah mimpi buruk itu bermula bagi keluarga tersebut, sebagaimana dirinci dalam sebuah cerita yang diterbitkan oleh Bleacher Report pada hari Selasa.

Insiden kaos plastik tersebut pada akhirnya akan menimbulkan ancaman, upaya pelarian, ketakutan akan penculikan dan akhirnya pengasingan anak di Kabul, jauh dari orang yang dicintainya.

"Saya mendengar desas-desus bahwa Messi ingin bertemu Murtaza," kata saudara laki-laki Hamayoun, mengenang bagaimana Messi sebenarnya datang ke dalam hidup mereka dilansir dari Marca, Rabu (3/2).

"Segera dua kotak dari orang yang dekat dengan Messi tiba di rumah. Ketika saya pertama kali melihat petinju, saya pikir satu akan memiliki mainan untuk Murtaza dan dolar lainnya, tapi tidak, bola dan kemeja," jelas ayah Murtaza, Arif.

Di sinilah masalah dimulai, orang-orang mulai percaya, Messi telah mengirimkan sejumlah besar uang kepada keluarga Ahmadi dan orang-orang pada dasarnya mulai mengintai di rumah keluarga.

Sebuah surat dikirim ke keluarga dari Taliban, mengancam akan menangkap seluruh keluarga, dan mereka kemudian mengajukan permintaan suaka yang ditolak.

"Kami pikir dengan pergi ke Doha untuk bertemu Messi, dia mungkin akan menyukai Ronaldo. Kami pergi ke Doha agar Messi bisa melakukan sesuatu untuknya, tapi dia tidak melakukan apa pun untuk Murtaza," ujar Arif

Murtaza kemudian menemukan kehidupan sehari-hari yang sulit, dengan orang-orang percaya Messi telah memberinya uang, dia kemudian berhenti pergi ke sekolah, berhenti meninggalkan rumah dan berhenti bermain sepak bola.

Keluarganya mengirim dia dan pamannya ke Kabul, tetapi kekhawatiran akan penculikan diperparah dengan meningkatnya serangan teror di ibu kota Afghanistan.

Saat ditanya apakah dia menyesal pernah memakai kaos tersebut, Murtaza tetap setia kepada Messi.

"Ada banyak ledakan di mana-mana, boom. Saya tidak punya tempat untuk bermain, saya tidak punya teman. Saya akan memakai kaus itu lagi, karena saya mengagumi Messi," tambah Murtaza.

Beberapa bulan yang lalu, Murtaza dapat kembali ke rumah dan bergabung kembali dengan keluarganya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi