Strategi Fuel Terminal Medan Group Pertahankan Zero Accident

Strategi Fuel Terminal Medan Group Pertahankan Zero Accident
Fuel Terminal Medan Group (Analisadaily/Reza Perdana)

Analisadaily.com, Medan - Fuel Terminal Medan Group terus meningkatkan strategi dan menerapkan berbagai improvisasi untuk mempertahankan zero accident atau kecelakaan nihil. Sebab, kata kunci safety atau keamanan jadi prioritas.

Superintendent Reserving Storage Distribution Fuel Terminal Medan Group, PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, Eri Wibowo mengatakan, Pertamina sendiri tidak hanya me-review kasus-kasus yang terjadi lokal, tetapi di seluruh Indonesia.

Dari kasus-kasus yang ada, Pertamina secara khusus melalui Tim HSSE (Health, Safety, Security, and Environmental) akan membuat atau menyesuaikan, kemudian mengimprovisasi berbagai kebijakan.

“Lalu, peraturan-peraturan HSSE semakin dilengkapi. Jadi kita dalam operasional semakin safety, dan kecelakaan yang terjadi dapat dicegah di kemudian hari,” kata Eri di Fuel Terminal Medan Group, Jalan Kolonel Yos Sudarso, Pekan Labuhan, Medan Labuhan, Kota Medan, Selasa (16/2).

Eri mencontohkan, di Indonesia ada beberapa insiden yang terjadi seperti kebakaran tangki timbun di Plumpang dan juga kebakaran jalur pipa di Jalan Tol Cikampek, Jakarta. Hal-hal seperti ini menjadi bahan evaluasi kembali untuk Pertamina.

“Kalau di Fuel Terminal Medan Group, masih belum ada kejadian fatal. Kita juga menghindari, jangan sampai terjadi. Tahun ini kita mendapatkan predikat Zero Accident dari Disnaker Pemprov Sumut,” sebutnya.

Diungkapkan Eri, walau di Fuel Terminal Medan Group tidak pernah terjadi insiden, pihaknya tetap waspada dengan melakukan berbagai program.Misalnya program Bulan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Kemudian juga ada pelatihan pemadaman kebakaran, pengujian berbagai sarana fasilitas yang ada di tangki timbun setiap berkala.

“Jadi, tetap kita waspada,” ujarnya.

Disinggung pernah terjadinya insiden sekitar 2 tahun lalu di Fuel Terminal Medan Group, yaitu kebakaran tangki, Eri menjelaskan, hasil evaluasi, personel eksternal melanggar apa yang telah di-briefing sebelum memulai bekerja.

“Bisa dibilang izinnya mereka langgar sendiri. Mulai dari hal itu, kita evaluasi untuk proses prizinan, dari awal kita briefing agar menaati komitmen,” ucapnya.

Senantiasa Secara Sistematis Pengelolaan Keselamatan Kerja

Assistant Manager HSE Operation Regional Sumbagut, Ahmad Surya Karbala menambahkan, Pertamina memang senantiasa secara sistematis pengelolaan keselamatan kerja. Tidak dipungkiri beberapa insiden pernah terjadi, Pertamina memiliki insiden investigasi dan learning from event.

“Dari beberapa kejadian, Pertamina secara komitmen akan melakukan investigasi secara struktural. Siapa yang melakukan investigasi, dan apa hasilnya, sampai ke tahap di mana dan apa rekomendasi perbaikan,” terang Surya.

Diterangkannya, salah satu rekomendasi perbaikan yaitu upgrading terhadap peraturan-peraturan. Hal itu yang senantiasa berkembang setiap saat. Menurutnya, yang namanya risk, seperti teknologi selalu berkembang mengikuti dinamika operasional.

Selain itu, Pertamina juga senantiasa meningkatkan komitmen budaya bekerja. Salah satu faktor yang bisa menimbulkan insiden adalah terkait budaya perilaku konsumen. Hal ini yang harus dijaga bersama-sama.

“Salah satu penerapan budaya yang sampai saat ini kita jalankan, dan sudah 4 tahun berjalan, yaitu terkait dengan program patuh, yaitu pelaporan terhadap beberapa kondisi dan perilaku tidak aman,” terangnya.

Surya menuturkan, Pertamina juga memiliki teknologi informasi untuk semua pihak internal, baik itu pekerja, Awak Mobil Tangki (AMT) dan lain-lain. Semua sudah bisa melaporkan apapun temuan kondisi tidak aman, maupun perilaku tidak aman.

“Jika bisa dilaporkan sedini mungkin, maka kita bisa melakukan pencegahan dan perbaikan sedini mungkin, sehingga tahapan untuk mencapai sebuah insiden itu tidak akan terjadi,” tuturnya.

Pertamina juga sangat menjunjung tinggi penggunaan aspek keselamatan. Sistem yang ada di Fuel Terminal Medan Group bukan hanya pada proses mencegah insiden, tetapi bagaimana mengurangi dampak jika insiden terjadi.

“Seperi salah satunya sarana dan fasilitas pemadam kebakaran yang terintegrasi maupun independen. Kemudian juga fasilitas new gantry system, yang secara langsung dapat mengurangi potensi-potensi kondisi tidak aman, seperti tumpahan, bocoran, dan lain-lain,” tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi