Amerika Serikat Lindungi Warga Myanmar

Amerika Serikat Lindungi Warga Myanmar
Para pengunjuk rasa dengan plakat bergambar pemimpin sipil Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi mengadakan nyala lilin dan meneriakkan slogan-slogan selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon. (AFP/STR)

Analisadaily.com, Washintgton - Pemerintah Amerika Serikat menyatakan, warga Myanmar yang terdampar akibat kekerasan setelah kudeta militer akan dapat tetap berada di dalam AS di bawah status dilindungi sementara.

"Karena kudeta militer dan kekerasan brutal pasukan keamanan terhadap warga sipil, rakyat Burma (Myanmar) menderita krisis kemanusiaan yang kompleks dan memburuk di banyak bagian negara itu," kata Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri, Alejandro Mayorkas dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (13/3).

"Setelah meninjau secara menyeluruh situasi yang mengerikan ini, saya telah menetapkan Burma untuk status dilindungi sementara sehingga warga negara Burma dan penduduk biasa dapat tinggal sementara di Amerika Serikat," tegasnya.

Amerika Serikat telah memberikan perlindungan TPS kepada warga negara dari sejumlah negara yang dilanda pergolakan politik atau bencana alam, sehingga mereka sulit untuk kembali.

Perlindungan biasanya ditetapkan untuk jangka waktu terbatas, seperti 12 bulan, tetapi dapat diperpanjang jika kesulitan atau ancaman tetap ada.

DHS mengatakan pengambilalihan 1 Februari oleh militer Myanmar telah menyebabkan krisis ekonomi dan kekurangan bantuan kemanusiaan dan medis.

Selain itu, orang-orang yang memprotes kudeta menghadapi penahanan sewenang-wenang, intimidasi dan kekerasan mematikan dari militer.

"Kondisi seperti itu mencegah warga negara Burma dan penduduk biasa kembali dengan selamat," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.

Pesanan TPS awal akan berlangsung selama 18 bulan. DHS tidak mengatakan berapa banyak orang yang akan ditanggung olehnya.

Awal pekan ini, pemerintahan Presiden Joe Biden menawarkan TPS untuk puluhan ribu warga Venezuela yang melarikan diri dari penindasan politik dan kekacauan ekonomi di negara Amerika Selatan yang pernah kaya itu.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi