Jepang Hentikan Bantuan Ekonomi Terhadap Myanmar

Jepang Hentikan Bantuan Ekonomi Terhadap Myanmar
Salah seorang pengunjuk rasa di Myanmar tampak sedang melemparkan sebuah ban bekas untuk dibakar. (AFP/STR)

Analisadaily.com, Tokyo - Jepang menghentikan bantuan ke Myanmar sebagai tanggapan atas kudeta. Jepang adalah donor bantuan utama untuk Myanmar, dan Menteri Luar Negeri, Toshimitsu Motegi mengatakan, penangguhan bantuan akan mengirimkan pesan yang "jelas".

"Untuk Myanmar, Jepang adalah penyedia bantuan ekonomi terbesar. Apa sikap Jepang dalam hal bantuan ekonomi? Tidak ada bantuan baru. Kami mengambil posisi yang jelas ini," tegas Motegi dilansir dari Channel News Asia, Rabu (31/3).

Inggris, UE dan AS telah mengumumkan serangkaian sanksi yang menargetkan polisi dan komandan militer yang terkait dengan kudeta, serta perusahaan milik militer.

Tetapi Jepang, yang memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan Myanmar dan hubungan jangka panjang dengan militernya, telah memilih untuk tidak mengambil tindakan hukuman yang lebih langsung.

"Kebijakan mana yang benar-benar efektif untuk Myanmar? Saya kira jawabannya jelas. Bukan karena sanksi itu berani dan non-sanksi tidak berani," kata Motegi kepada komite legislatif.

Penangguhan tersebut dilaporkan hanya mempengaruhi bantuan baru, bukan proyek yang sudah ada.

Sejauh ini dilaporkan, lebih dari 500 warga sipil telah tewas dalam tindakan keras militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa, dan kekuatan dunia telah meningkatkan kecaman mereka terhadap kampanye melawan gerakan anti-kudeta.

Jepang telah mengkritik kudeta di Myanmar dan menyerukan pemulihan demokrasi, tetapi telah menghadapi seruan untuk mengintai posisi yang lebih kuat dalam krisis tersebut.

Tokyo secara tradisional memelihara hubungan baik dengan Myanmar sementara juga mendukung perjuangan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, yang pernah tinggal sebentar di Kyoto sebagai peneliti muda.

Ribuan warga negara Jepang dan beberapa ratus perusahaan Jepang diyakini berada di Myanmar, dan Jepang dilaporkan sebagai investor asing terbesar kelima di negara tersebut.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi