Gaya Santai Rektor USU Jelaskan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Lewat Podcast

Gaya Santai Rektor USU Jelaskan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Lewat Podcast
Rektor USU saat menjelaskan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka lewat USU Podcast. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei 2021, Rektor USU Dr Muryanto Amin tampil di USU Podcast lewat akun Youtube USU Official. Dalam program bernama U-Cast itu, rektor dipandu Ka Humas Amalia Meutia, Psikolog, MPsi dengan santai menjelaskan konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim.

Berpakaian casual, Dr Muryanto Amin dengan bahasa sederhana menjelaskan apa itu yang dimaksud dengan MBKM.

"Simpelnya begini, ada masalah di perguruan tinggi, lulusannya itu tidak adaptable dengan kebutuhan industri. Ada kesenjangan antara kuliah di kampus dengan kebutuhan praktikalnya," ujarnya memulai penjelasan, saat dilihat Analisadaily.com, Senin (3/5).

Bagaimana cara mendekatkannya?, imbuh Dr Mury, maka kampus harus keluar dari zona kenyamanannya. Jangan lagi menjadi menara gading, kampus harus menjadi simbol untuk melakukan sebuah perubahan untuk menjawab persoalan di lingkungan sekitarnya.

"Oleh karena itu, antara teoritis di kelas dengan praktikal di lapangan harus digabungkan. Bagaimana caranya? Mahasiswa diajak terjun langsung ke inti persoalan di industri. Dan dosennya, juga harus bisa tahu bagaimana cara memecahkan persoalan apabila perusahaan rugi atau satu negara mengalami persoalan untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial kemasyarakatan," ujarnya.

Masalah kedua, katanya, banyak mahasiswa yang ternyata sering salah memilih program studi. Mungkin waktu memilih program studi bisa saja karena tekanan orang tua, ikut-ikutan teman.

"Jadi ketika masuk, dia merasa ini bukan habitnya, namun kurikulumnya tidak mampu melakukan relaksasi. Sehingga dia terpaksa mengikuti kurikulum yang ada itu," katanya.

Jadi program MBKM ini, memberikan relaksasi kurikulum. Mahasiswa yang tertahan di semester tertentu dia bisa mengambil mata kuliah lain sesuai dengan keinginannya.

Dr Mury mengatakan, Program MBKM banyak memberikan fleksibilitas yang luar biasa untuk menggali potensi mahasiswa.

"Proses belajar itu tidak harus dikelas, ia bisa belajar di luar dan banyak berinteraksi dengan orang lain sesuai yang ia inginkan," ujarnya.

Sebagai pendidik, Dr Mury berpesan bahwa harus mengurangi kesenjangan antara teori dan praktikal. Pendidik harus menjembatani ilmu teori dengan kebutuhan praktikal dalam industri.

USU sendiri saat ini telah melakukan upaya peletakan fondasi MBKM. Peraturan rektor telah dirombak agar tantangan birokrasi dalam penerapan MBKM tidak terjadi.

"Tantangan lain yang saat ini sedang dicari solusinya adalah soal kebiasaan dosen dan tenaga pendidik. Jadi itu berkaitan dengan mental, ini sedang dipersiapkan. Hal berikutnya adalah infrastruktur, seperti ketersediaan teknologi dan ruang kelas," ujarnya.

Ruang kelas bersama, imbuhnya, saat ini sedang diupayakan bisa selesai secepatnya.

"Sharing to another, jadi tidak ada lagi kelas dikuasai oleh satu program studi. Akan dibangun kelas bersama yang isinya mahasiswa dari beragam program studi," tegasnya.

Dalam Program USU Podcast berdurasi 43 menit 22 detik itu, penjelasan Dr Mury terkait MBKM sudah ditonton lebih dari 500 orang.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi