Banjir di Parapat Diduga Akibat Kerusakan Hutan

Banjir di Parapat Diduga Akibat Kerusakan Hutan
Banjir di Parapat (Analisadaily/Fransius Simanjuntak)

Analisadaily.com, Simalungun - Curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir di daerah wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (13/5). Banjir yang begitu tiba-tiba terjadi membuat warga panik dan menyebabkan sebagian badan jalan di sekitar lokasi tertutup.

Edis Galingging selaku Ketua Bidang Kajian, Strategi dan Aksi Jalin Sumut (Jaga Lingkungan Sumatera Uatar) menyampaikan, peristiwa banjir di Parapat banyak mengejutkan banyak pihak.

Terlebih lagi, Kawasan Parapat merupakan salah satu daerah wisata yang cukup populer.

"Kejadian ini sedikit membuka mata kita semua, ada suatu hal yang tidak baik dengan kondisi kawasan hutan di daerah pinggiran Danau Toba,” kata Edis, Jumat (14/5).

“Kita menduga banjir yang terjadi di wilayah itu tidak hanya disebabkan curah hujan yang tinggi, akan tetapi dikarenakan kawasan hutan di sekitar wilayah tersebut telah berkurang, sehingga menyebabkan berkurangnya daerah resapan air. Hutan yang telah berubah fungsi tidak mampu lagi menampung curah hujan yang turun, mengakibatkan banjir,” tambahnya.

Atas insiden tersebut, Edis meminta Pemerintah Kabupaten Simalungun segera membentuk tim investigasi untuk mencari akar penyebab terjadinya banjir di Parapat.

“Hal ini harus menjadi perhatian kita semua, terkhususnya kepada pemerintah agar serius menanggapi hal tersebut. Betapa mirisnya kita bila hal ini terulang lagi. Bila perlu Pemkab Simalungun membentuk tim investigasi untuk mencari akar penyebab terjadinya banjir,” tegasnya.

Hal demikian juga disampaikan Kevin Lumban Gaol selaku Ketua Umum Jalin Sumut. Kevin mengatakan agar pemerintah mengroscek kebijakan-kebijakan tentang hutan lindung.

“Karena jika tidak, akan terjadi musibah yang lebih besar,” ujarnya.

Pecinta wisata Kota Parapat, Toni Simatupang, meminta Pemerintah Kabupaten Simalungun membuat peraturan daerah terkait penebangan kayu di kawasan maupun di lahan rakyat.

"Saya minta kepada Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga, untuk mencanangkan perda atas penebangan kayu, baik kawasan hutan dan kawasan lahan warga, terkhusus lagi di kawasan Danau Toba,” minta Toni.

Menurutnya, banjir di Parapat terjadi akibat rusaknya Hutan Sitaoan dan Hutan Lindung Sibatu Loting di Kecamatan Girsang Simpangan Bolon. Serta tidak adanya peraturan daerah atas tapal batas hutan di Simalungun.

“Kami duga banjir bandang terjadi akibat rusaknya kawasan hutan,” sebut Toni Simatupang.

(FHS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi