Pesawat Militer Jatuh, 17 Tewas, 40 Orang Luka-luka

Pesawat Militer Jatuh, 17 Tewas, 40 Orang Luka-luka
Kondisi lokasi jatuhnya pesawat militer Filipina (Facebook/Rotary Clubs of the Philippines)

Analisadaily.com, Cotabato - Sedikitnya 17 orang tewas ketika sebuah pesawat Angkatan Udara Filipina yang membawa pasukan jatuh dan terbakar pada hari Minggu (4/7).

"Sejauh ini 40 orang yang terluka, berhasil diselamatkan dan 17 jenazah ditemukan. Penyelamatan dan pemulihan sedang berlangsung," kata Menteri Pertahanan, Delfin Lorenzana dilansir dari Channel News Asia.

Kata dia, sembilan puluh dua orang kebanyakan dari mereka adalah personel militer di dalam pesawat angkut C-130 Hercules saat jatuh di pulau Jolo di provinsi Sulu.

Kepala militer, Cirilito Sobejana mengatakan, pesawat itu kehilangan landasan dan jatuh saat mencoba mendarat.

"Saat mengangkut pasukan kami dari Cagayan de Oro (di pulau selatan Mindanao), pesawat itu meleset dari landasan pacu, berusaha mendapatkan kembali tenaga tetapi tidak berhasil. Kecelakaan ini sangat disayangkan," ujarnya.

"Responden berada di lokasi sekarang, kami berdoa kami dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa," kata Sobejana kepada AFP.

Sobejana mengatakan 40 orang yang diselamatkan sedang dirawat di rumah sakit Divisi Infanteri 11 terdekat.

Gambar-gambar dari tempat kejadian menunjukkan api dan asap mengepul dari puing-puing yang berserakan di antara pepohonan saat orang-orang berseragam tempur berkeliaran. Sebuah kolom besar asap hitam naik ke langit biru.

Banyak penumpang baru saja lulus dari pelatihan dasar militer dan dikerahkan ke pulau yang bergolak itu sebagai bagian dari satuan tugas gabungan memerangi terorisme.

Militer memiliki kehadiran besar di Filipina selatan di mana kelompok-kelompok militan, termasuk kelompok penculikan untuk tebusan, Abu Sayyaf, beroperasi.

Pesawat C-130, kuda kerja angkatan udara, digunakan untuk mengangkut pasukan dan perbekalan. Mereka juga sering dikerahkan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana.

Seorang juru bicara militer, Kolonel Edgard Arevalo mengatakan, tidak ada indikasi serangan terhadap pesawat, tetapi penyelidikan kecelakaan belum dimulai dan upaya difokuskan pada penyelamatan dan perawatan.

Juru bicara angkatan udara, Letnan Kolonel Maynard Mariano mengatakan, penyebab kecelakaan itu akan diselidiki.

"Kami sedang dalam mode penyelamatan sekarang," kata Mariano kepada AFP.

Kecelakaan itu terjadi setelah sebuah helikopter Black Hawk jatuh bulan lalu selama penerbangan pelatihan malam hari, menewaskan enam orang di dalamnya.

Tiga pilot dan tiga penerbang tewas ketika S-70i mereka jatuh di dekat tempat latihan Crow Valley di utara Manila, yang menyebabkan seluruh armada dilarang terbang.

Negara ini memesan 16 pesawat multi-peran dari sebuah perusahaan Polandia yang membuatnya di bawah lisensi dari divisi Sikorsky dari produsen pertahanan AS Lockheed Martin. Sebelas telah dikirimkan sejak akhir 2020.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi